Keenam orang itu adalah Fauzi Umar yang masih lajang dan adiknya Hafid Umar Babher. Keduanya adalah anak dari Umar Salim, seorang warga keturunan Arab yang tinggal di Mojolaban, Sukoharjo. Sedangkan empat orang lainnya adalah Soraiya, istri Hafid, serta tiga anak Hafid dan Soraiya yang masih kanak-kanak.
Muhammad Arif, anak tertua Umar Salim mengatakan, Hafid dan keluarganya selama ini tinggal di Cemani, Grogol, Sukoharjo. Sedangkan Fauzi masih tinggal bersama orangtuanya. Hafid selama ini bisnis kain gordin, sedangkan Fauzi selama setahun terakhir diketahui berjualan akik seiring booming harga batu mulia tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepergian Fauzi dan Hafid sekeluarga tidak sembunyi-sembunyi. Mereka berpamitan hendak ke wisata dan menjajaki kemungkinan membuka peluang bisnis yaitu membeli produk-produk Timur Tengah, seperti minyak zaitin dan obat herbal, langsung dari Arab. Bahkan kunci rumah Hafid di Cemani pun dititipkan kepada Arif.
"Memang saat kumpul-kumpul keluarga besar saat lebaran lalu, ada tawaran bisnis produk Timur Tengah itu. Ada juga kerabat jauh yang menawari pekerjaan kepada Fauzi ke Abu Dhabi, tapi ibu kami kurang menyetujuinya. Sempat juga berpikir untuk akan menemui keluarga di Yaman namun itu diurungkan karena situasi keamanan Yaman kurang kondusif," ujar Arif.
Arif meragukan adanya dugaan Hafid maupun Fauzi bergabung dengan ISIS. Menurutnya selama ini keduanya tidak pernah menunjukkan kecenderungan memihak kepada organisasi tersebut. Semenjak terjadi pergolakan di Timur Tengah, keduanya tidak pernah membicarakan konflik itu secara khusus. Ketika terjadi krisis keamanan di Suriah, memang sesekali itu dibicarakan dalam obrolan ringan di keluarga.
"Mereka tidak bergabung di organisasi apapun, selain Muhammadiyah. Kami memang keluarga Muhammadiyah. Ibu kami pengurus Aisyiyah, saya sendiri ketua majlis tabligh Muhammadiyah di Karanganyar. Kalau dikatakan kemungkinan terpengaruh orang untuk bergabung dengan kelompok khusus, kemungkinannya kecil. Bahkan Fauzi itu setahu kami setahun terakhir ini agak jarang ikut pengajian, mungkin karena kesibukannya dalam usaha," ujar Arif.
Arif juga menepis kemungkinan kedua adiknya itu tergiur bergabung ke ISIS karena masalah kesejahteraan. Menurutnya, saat ini usaha Hafid sedang kebanjiran order, Fauzi juga sedang menikmati booming harga batu mulia dari koleksi batu yang telah dimiliki sejak lama. Tentang kemungkinan perjalanannya ke Turki dibiayai pihak lain, Arif juga meragukan. Menurutnya, meskipun itu merupakan perjalanan keluar negeri pertama namun dia yakin kondisi ekonomi adiknya sangat mencukupi untuk melakukan perjalanan wisata itu.
"Kami berharap keluarga kami tidak dikait-kaitkan dengan spekulasi apapun. Tolong jaga pula perasaan kami. Kami sedang bersedih karena enam keluarga kami hilang kontak. Kami akan semakin terpukul jika mereka terus dikaitkan dengan kelompok-kelompok tertentu, terutama kedua orang tua kami yang sudah tua," ujarnya.
(mbr/try)