Ramainya respons masyarakat terlihat jelas baik melalui aksi demonstrasi maupun gerakan di dunia maya. Aksi demonstrasi yang digelar Minggu (8/3/2015) di Bundaran HI, melibatkan massa pro Ahok yang menamakan diri #gueahok di dunia maya dan masa pendukung DPRD.
Di dunia maya sebenarnya ada juga gerakan #savehajilulung, dari kalimatnya mengisyaratkan dukungan kepada Wakil Ketua DPRD DKI Lulung Lunggana, namun nyatanya berbeda. Jika #gueahok berisi dukungan untuk Ahok agar membongkar dana siluman di APBD DKI, #savehajilulung justru berisi sindiran yang merujuk kepada kisruh mediasi DPRD dengan Ahok. Namun tagar tersebut sempat bertengger Kamis malam dan hingga Jumat (6/3) siang di trending topic dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Lulung sendiri kurang suka dengan #savehajilulung. Lulung mengaku tak mau melihat parodi dan sindiran yang dibuat rakyat untuk dirinya.
"Jujur saya kagak pernah baca medsos yang menghasut pikiran orang jadi kebencian. Saya ingin medsos yang objektif," katanya.
Lulung menduga namanya bisa menjadi nomor satu di twitter karena adanya pesanan dari orang yang tak suka dengan dirinya. Namun dia tak mau menyebutkan siapa orang yang dimaksud.
"Itu kan mulainya pesanan. Ya pokoknya (pesanan) dari yang kontroversilah," ujar politikus PPP ini.
Namun terlepas dari massa pro dan kontra terhadap Ahok dan DPRD DKI itu yang terpenting adalah RAPBD DKI tahun 2015 harus segera diselesaikan. Karena tak mau berkompromi dengan DPRD DKI, Ahok pun akan mengeluarkan Pergub. Jika jalan Pergub diambil maka Ahok tak mengajak DPRD mempersiapkan RAPBD 2015. Bagaimanapun aksi massa pro Ahok dan DPRD DKI jadi catatan penting dalam proses demokrasi di DKI Jakarta yang tercoreng dana siluman Rp 12,1 triliun.
(van/nrl)