Insiden pertama terjadi di wilayah Nagaland, pada Kamis (5/3), ketika sekelompok warga menyeret keluar tersangka kasus pemerkosaan yang ditahan di dalam penjara kota Dimapur. Demikian seperti dilansir AFP, Sabtu (7/2/2015).
Rombongan warga yang gelap mata menelanjangi pelaku dan memukulinya hingga tewas. Tidak hanya itu, warga juga menggantung pria ini di menara jam yang menjadi ciri khas kota tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Warga marah setelah adanya laporan sejumlah gadis muda kepada keluarga mereka, bahwa mereka dicabuli... oleh beberapa pria dari wilayah tersebut (Varanasi-red)," tutur pejabat kepolisian setempat, Anil Kumar kepada AFP.
"Kami menyelidiki kekerasan massa dan juga mencari tahu apakah pria yang tewas memang benar salah satu pelaku pencabulan. Pria yang tewas berusia 50-an tahun dan dipukuli dengan tongkat kayu. Sejauh ini, sudah ada tiga orang yang ditangkap," imbuhnya.
Sedangkan untuk kasus kekerasan massa di wilayah Dimapur, Nagaland, belum ada pelaku yang ditangkap. Kepala Menteri Wilayah Nagaland, TR Zeliang menyatakan penyelidikan atas kekerasan massa yang berujung tewasnya seorang tahanan di wilayahnya, masih terus dilakukan.
Untuk sementara, jam malam diberlakukan di kota Dimapur. Ratusan personel kepolisian antihuru-hara dikerahkan ke jalan-jalan untuk melakukan patroli.
"Jam malam masih akan berlanjut hingga situasi membaik. Kami akan melakukan apapun yang mungkin, demi menghentikan meluasnya insiden ini," tegas Zeliang.
Ditambahkan Inspektur Kepolisian Dimapur, Meren Jamir kepada AFP, bahwa seorang pemuda berusia 25 tahun yang ikut serta dalam kekerasan massa tersebut, tewas setelah terkena tembakan peringatan polisi setempat.
(nvc/gah)