Hukuman Mati Jadi Ajang Pembuktian Ketegasan Jokowi

Hukuman Mati Jadi Ajang Pembuktian Ketegasan Jokowi

- detikNews
Sabtu, 07 Mar 2015 10:50 WIB
Jakarta - Pemerintah menyatakan eksekusi mati dua gembong narkoba asal Australia tinggal menunggu waktu. Beragam reaksi timbul terkait rencana eksekusi ini, baik itu pro atau kontra.

Jadi tidaknya eksekusi terhadap dua warga Australia tersebut menjadi ajang pembuktian ketegasan Presiden Joko Widodo. Hal tersebut disampaikan Direktur Populi Center Nico Harjanto dalam diskusi 'Diplomasi dan Hukuman Mati' di RM Gado-gado Boplo, Jl Gereja Theresia, Jakarta Pusat, Sabtu (7/2/2015).

"Ketika masa pemilu Pak Jokowi dikenal sebagai calon presiden orang yang dekat dengan rakyat. Sedangkan ketegasan menjadi milik calon capres lainnya," kata Nico.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketegasan seolah menjadi defisit kepemimpinan Jokowi. Itu yang sedikit demi sedikit ingin dihilangkan. Isu ketegasan ini selalu jadi beban Jokowi, termasuk soal hukuman mati," imbuhnya.

Perdana Menteri Australia Tony Abbott sempat meminta Indonesia mengembalikan bantuan untuk Tsunami Aceh jika eksekusi tetap dilaksanakan. Menanggapi pernyataan tersebut, menurut Direktur Pascasarjana Bidang Diplomasi Universitas Paramadina Dinna Wisnu, secara tidak langsung untuk menaikkan perolehan suara Abbott di Australia yang sebelumnya sempat menurun.

"Yang paling bisa menekan dia (Abbott) adalah pemilih dia di sana. Sekarang jadi naik lho surveinya di sana," jelas Dina.

"Pokoknya Pak Jokowi harus mengambil keputusan yang benar, bukan keputusan yang populer," lanjutnya.



(rna/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads