UNESCO dan Arkeolog Kecam ISIS Karena Hancurkan Nimrud

UNESCO dan Arkeolog Kecam ISIS Karena Hancurkan Nimrud

- detikNews
Sabtu, 07 Mar 2015 02:24 WIB
Jakarta - Para arkeolog dan lembaga internasional menyampaikan kemarahan terhadap penghancuran kota kuno Asiria, Nimrud, oleh kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS di Irak.

Pada hari Kamis (05/03) ISIS - yang menguasai bagian-bagian di Irak dan Suriah - mulai menghancurkan situs yang didirikan pada abad ke-13 Sebelum Masehi itu, kata para pejabat Irak.

Irina Bokova, kepala Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) mengecam penghancuran "sistematis" di Irak ini sebagai "kejahatan perang".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini merupakan serangan terhadap rakyat Irak, yang mengingatkan kita bahwa tidak ada yang aman dari pembasmian budaya di negara itu. Semua menjadi target: nyawa manusia, kelompok minoritas dan ini ditandai dengan penghancuran sistematis warisan budaya kuno," kata Bokova.

ISIS mengatakan tempat pemujaan dan patung kuno merupakan "benda berhala" yang harus dihancurkan.

"Mereka sedang menghapus sejarah kami," kata arkeolog Irak Lamia al-Gailani. Gailani mengatakan Nimrud merupakan salah satu situs paling penting di Irak.


ISIS juga menjual artefak

Nimrud terletak sekitar 30km di sebelah tenggara Mosul.

Banyak dari artefak yang ditemukan di sana sudah dipindahkan ke museum di Baghdad dan luar negeri, tetapi masih banyak yang tersisa di lokasi tersebut.

Sebagai tindakan vandalismes budaya, usaha untuk menghancurkan Nimrud sudah dibandingkan dengan perusakan patung batu karang Buddha Bamiyan oleh Taliban di Afghanistan pada tahun 2001, kata wartawan BBC Jim Muir di Beirut, Lebanon.

Selain menghancurkan artefak, ISIS juga menjualnya dan perdagangan merupakan salah satu sumber pendapatan mereka.


Profil Nimrud

  • Kota kuno Asiria di Sungai Tigris
  • Ibu kota Asiria selama sekitar 150 tahun
  • Ekskavasi pertama di zaman modern dilakukan oleh orang-orang Eropa mulai tahun 1840-an
  • Harta karun yang didapatkan dari penggalian termasuk istana kerajaan, patung dan artefak kecil
  • Investigasi dihentikan selama beberapa dasawarsa, tetapi pada tahun 1949 Sir Max Mallowan (suami penulis Agatha Christie) memulai ekskavasi baru
  • Foto atas kekayaan yang tersisa dibuat secara ekstensif pada tahun 1970-an
(rvk/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads