Pada hari Kamis (05/03) ISIS - yang menguasai bagian-bagian di Irak dan Suriah - mulai menghancurkan situs yang didirikan pada abad ke-13 Sebelum Masehi itu, kata para pejabat Irak.
Irina Bokova, kepala Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) mengecam penghancuran "sistematis" di Irak ini sebagai "kejahatan perang".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ISIS mengatakan tempat pemujaan dan patung kuno merupakan "benda berhala" yang harus dihancurkan.
"Mereka sedang menghapus sejarah kami," kata arkeolog Irak Lamia al-Gailani. Gailani mengatakan Nimrud merupakan salah satu situs paling penting di Irak.
ISIS juga menjual artefak
Nimrud terletak sekitar 30km di sebelah tenggara Mosul.Banyak dari artefak yang ditemukan di sana sudah dipindahkan ke museum di Baghdad dan luar negeri, tetapi masih banyak yang tersisa di lokasi tersebut.
Sebagai tindakan vandalismes budaya, usaha untuk menghancurkan Nimrud sudah dibandingkan dengan perusakan patung batu karang Buddha Bamiyan oleh Taliban di Afghanistan pada tahun 2001, kata wartawan BBC Jim Muir di Beirut, Lebanon.
Selain menghancurkan artefak, ISIS juga menjualnya dan perdagangan merupakan salah satu sumber pendapatan mereka.
Profil Nimrud
- Kota kuno Asiria di Sungai Tigris
- Ibu kota Asiria selama sekitar 150 tahun
- Ekskavasi pertama di zaman modern dilakukan oleh orang-orang Eropa mulai tahun 1840-an
- Harta karun yang didapatkan dari penggalian termasuk istana kerajaan, patung dan artefak kecil
- Investigasi dihentikan selama beberapa dasawarsa, tetapi pada tahun 1949 Sir Max Mallowan (suami penulis Agatha Christie) memulai ekskavasi baru
- Foto atas kekayaan yang tersisa dibuat secara ekstensif pada tahun 1970-an