Korsel Kaget dan Malu Atas Insiden Penyerangan Dubes AS

Korsel Kaget dan Malu Atas Insiden Penyerangan Dubes AS

- detikNews
Jumat, 06 Mar 2015 14:35 WIB
Reuters
Seoul, - Publik dan media Korea Selatan (Korsel) kaget dan malu atas penyerangan yang dialami Dubes Amerika Serikat untuk Korsel Mark Lippert. Insiden itu dianggap menodai imej Korsel sebagai bangsa yang umumnya aman dan tertib.

Selama ini aksi-aksi kekerasan brutal ataupun kerusuhan warga terbilang langka di negeri Ginseng itu. Tak ayal, serangan pria berpisau terhadap Lippert yang terjadi saat acara resmi di Seoul tersebut, mengundang pertanyaan apakah Korsel telah menjadi terlena di tengah dunia yang penuh perseteruan. Demikian seperti dilansir AFP, Jumat (6/3/2015).

Dalam insiden yang terjadi di Seoul, Kamis, 5 Maret tersebut, ada kekagetan karena seorang aktivis politik yang punya catatan kekerasan terhadap diplomat asing bisa berada begitu dekat dengan targetnya, Lippert. Kim Ki-Jong yang menusuk Lippert dengan pisau, pernah menerima hukuman percobaan pada tahun 2010 karena melemparkan batu ke Dubes Jepang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini insiden memalukan karena negara kita, negara perekonomian terbesar ke-10 di dunia, tak berdaya dalam menghadapi aksi teror mendasar," tulis harian beroplah terbesar di Korsel, Chosun Ilbo dalam editorialnya hari ini.

Foto-foto yang memperlihatkan Lippert yang berdarah-darah dalam insiden tersebut, ramai menghiasi lembar surat kabar dan tayangan televisi di seluruh dunia. Akibat serangan ini, Dubes Lippert harus mendapat 80 jahitan di wajahnya.

Sementara media Korea Times menuliskan, inilah waktunya bagi Korsel untuk menyadari realitas bahwa dunia kini dipenuhi teror sehingga Korsel tak boleh terlena.

Para politikus terkemuka, termasuk pemimpin oposisi Moon Jae-In juga merasa kaget dan malu atas insiden tersebut. Menurut Kementerian Luar Negeri Korsel, Lippert merupakan dubes asing pertama yang terluka dalam serangan seperti itu di Korsel.

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads