Sang menteri, Pangeran Saud al-Faisal "menekankan perlunya melakukan cara-cara militer untuk menghadapi tantangan ini di darat." Hal tersebut disampaikannya dalam konferensi pers bersama Menlu Amerika Serikat John Kerry seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (6/3/2015).
Beberapa negara Arab telah bergabung dengan AS dalam melancarkan serangan udara terhadap ISIS di Suriah dan Irak. Presiden AS Barack Obama yang mendukung kampanye udara tersebut, bersikeras menolak mengerahkan pasukan darat untuk memerangi ISIS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tikrit merupakan contoh utama dari apa yang kami khawatirkan. Iran kini mengambil alih negeri itu," cetus Faisal mengenai kota kelahiran mendiang diktator Iran, Saddam Hussein.
Kerry pun mengkonfirmasi bahwa AS memiliki informasi tentang Jenderal Qassem Suleimani, komandan pasukan berpengaruh Iran, Quds, yang dilaporkan berada di Irak untuk membantu memerangi ISIS.
"Apakah Jenderal Suleimani ada di lapangan, apakah dia memainkan peran? Jawabannya ya," tutur Kerry meski menekankan bahwa operasi melawan ISIS di Tikrit tetap dipimpin oleh Irak.
Sementara itu, badan PBB menyatakan, operasi militer di Tikrit telah menyebabkan sekitar 28 ribu warga meninggalkan rumah-rumah mereka. Operasi militer itu bertujuan untuk merebut kembali kota Tikrit dari tangan ISIS.
(ita/ita)