Salah satu lokasi pengungsian adalah lapangan futsal di pos RW 12. Terlihat dua tenda pleton warna biru dengan pintu terbuka dipasang di lapangan tersebut. Setengah lapangan yang tidak tertutup Tenda juga dipasang terpal.
Puluhan warga tampak berjejer di dalam tenda tersebut. Mereka tidur hanya beralaskan terpal dan selimut garis-garis yang dibagikan oleh Sudin Sosial Jakarta Pusat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di dalam ruangan panas, pengap. Enak di sini," kata salah seorang warga, Erni (32) di Jalan Jatibunder, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2015).
Namun aroma di lokasi pengungsian ini terasa tidak sedap. Sebab tepat di samping lapangan tersebut merupakan kandang kambing. Jalan Sabeni memang terkenal sebagai pasar kambing sejak puluhan tahun yang lalu.
Pedagang di pasar kambing ini dapat ditemukan setiap hari, tak hanya saat menjelang Hari Raya Idul Adha saja. Kandang kambing mereka terletak di pasar tersebut sehingga aromanya terasa begitu kuat dari pengungsian.
Namun tampaknya para pengungsi yang merupakan warga sekitar sudah terbiasa dengan bau kandang kambing. Meski bau, mereka tetap dapat menyantap makanan seperti biasa.
"Kakek saya jualan kambing. Jadi ya sudah biasa bau kambing," ujar Erni.
Selain lokasi tersebut, ada 5 titik pengungsian lain. Yaitu di 4 masjid sekitar lokasi dan 1 sekolah yaitu SD 01 Kebon Melati. Enam Titik pengungsian tersebut menampung sekitar 1.600 orang yang menjadi korban kebakaran.
"Angka detilnya masih didata. Tapi kisarannya korban 1.600 orang," kata Wakil Camat Jakarta Pusat, Juremi.
Menurut Juremi, lapangan ini merupakan salah satu lokasi pengungsian yang paling strategis. Sebab selain luas, lokasinya juga mudah dijangkau.
"Ya memang bau kambing. Tapi tidak masalah ya untuk sementara. Warga juga tidak terganggu," tutupnya.
(kff/spt)