Seperti dikutip dari Sydney Morning Herald (SMH), disebutkan bahwa 3 WNI itu melakukan seperti yang dilakukan duo Bali Nine, yakni menyelundupkan narkoba dari Indonesia ke Australia. SMH menyebut 3 WNI itu lebih beruntung karena tertangkap oleh Kepolisian Australia dan bukan seperti yang dialami duo Bali Nine, yang tertangkap polisi Indonesia di Bali. Apa saja perbedaannya?
1. Nilai dan Banyaknya Narkoba
(Foto: AFP)
|
3 WNI itu adalah Kristito Mandagi, Saud Siregar dan Ismunandar yang menyelundupkan 390 kg narkoba, dan satu pistol Glock yang terisi penuh dengan memakai kapal kargo bernama Uniana. Kapal Uniana itu berlabuh di pantai dekat Port Macquarie di New South Wales (NSW). Saat itu, muatan narkoba yang dibawa ditemukan di dalam 31 tas olahraga bermerk, dan disebut sebagai penyelundupan narkoba terbesar ke Australia.
Dalam tasnya ditemukan heroin murni seberat 252,3 kg senilai AUS$ 400 - 600 juta (sekitar Rp 4 triliun - Rp 6 triliun-red).
2. Cara Penyelundupan
Kapal Uniana (Foto: Reuters)
|
"Kapal yang dimodifikasi itu membuat cara kantong plastik, selotip pada anak muda Bali Nine itu terlihat seperti amatiran," demikian tulis SMH.
3. Beratnya Hukuman
(Foto: ABC Australia)
|
Sedangkan 2 WNI lain, Saud Siregar dan Ismunandar divonis 20 tahun penjara, dan berhak mengajukan pembebasan bersyarat pada tahun 2018.
Ismunandar, seperti dikutip SMH dari majalah Tempo yang melakukan wawancara pada tahun 2012, mengatakan dia bekerja di pusat kebugaran penjara Lithgow dan dibayar AUS$ 40 per pekan.Β
Ternyata, ada 8 WNI lain yang ikut dalam kapal itu dan tak diadili. 8 WNI itu dipulangkan kembali ke Indonesia karena polisi tak bisa membuktikan bahwa mereka mengetahui tentang narkoba itu.
Sedangkan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran divonis mati dan grasinya ditolak Presiden Indonesia.
Menurut ABC Australia Plus, hingga tahun 2015, Sukumaran telah menghabiskan 10 tahun hidupnya di dalam LP Kerobokan di Bali. Seniman Australia Ben Quilty yang selama ini membimbing Sukumaran di bidang seni lukis mengatakan, dirinya langsung memberi tugas kepada Sukumaran untuk melukis satu potret diri setiap hari selama 14 hari. Dan Sukumaran berhasil menyelesaikan 28 lukisan.
Sejak itulah Quilty bolak-balik ke Bali membimbing Sukumaran dalam melukis, ia bahkan telah menganggapnya sebagai sahabat dekat. Padahal, jika masih hidup hingga akhir 2015 mendatang, Sukumaran akan menyelesaikan kuliah jarak jauhnya di bidang seni lukis di Monash University.
Halaman 3 dari 4