Di bawah Dewan Kesenian Jakarta dan Koalisi Seni Indonesia, para seniman dan budayawan akan menampilkan karya-karyanya mulai hari ini di Graha Bhakti Budaya TIM, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2015).
"Bermula dari diskusi kecil kasus KPK vs Polri, buat kami ini realitas yang memuakkan. Panggung pertunjukan yang sangat tidak lucu. Konflik elite. Kami lihat dengan cara berbeda, gerakan korupsi mau dihancurkan secara sistematis. KPK anak kandung reformasi pelan-pelan dibunuh," ujar Ketua Panitia #SeniLawanKorupsi, Abduh Aziz, dalam jumpa pers di lokasi acara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pesan moralnya (keadaan saat ini) mengkhawatirkan bahwa korupsi wajar, tidak ada salahnya seolah-olah korupsi itu kebenaran sehingga buat kami yuk bergerak," ucap Ketua Koalisi Seni Indonesia itu.
Rangkaian kegiatan seni ini, kata Aziz, ditunjukkan untuk masyarakat dan bukan pemerintah. Bebalnya pemerintah yang terkesan mengabaikan permasalahan genting ini bukan agenda utama dari #SeniLawanKorupsi.
"Kami agak patah hati sama pemerintah, nggak perlu lah diimbau lagi. Jauh lebih penting untuk menyadarkan publik. Itu lebih penting," tuturnya.
Selain pameran seni rupa mengenai pemberantasan korupsi, berbagai pertunjukan akan ditampilkan dalam gelaran ini. Seperti pertunjukan musik, wayang orang, stand up comedy, pembacaan puisi, dramatic reading, dan pemutaran film dokumenter.
Berbagai seniman dan budayawan kenamaan pun akan turut andil dalam acara ini, di antaranya Butet Kertaradjasa dan Agus Noor. Beberapa komunitas seni yang terlibat dalam #SeniLawanKorupsi seperti Wayang Orang Bharata, Kineforum DKJ, Pabrikultur, ruangrupa, dll.
"Hari ini kick off, tidak akan berhenti hanya sampai hashtag dan akan terus berkesinambungan. Kita lihat korupsi kehadirannya yang kasar harus membuat perlawanannya harus keras. Tidak ada jalan lain melawan korupsi kecuali lewat seni bagi seniman dan pecinta seni itu sendiri. Ini berangkat dari kemarahan yang matang. Sudah matang marah kita jadi harus bergerak," jelas Hikmat Darmawan dari Pabrikultur dalam kesempatan yang sama.
Pameran dan pertunjukan seni dipersembahkan bagi masyarakat dengan harapan bahwa kesadaran akan permasalahan korupsi kembali menjadi agenda bersama. Sebab, menurut para seniman ini, korupsi belakangan ini terkesan hanya milik elite-elite atau pihak tertentu saja.
"Para koruptor yang sudah jadi mafia saat ini sedang menyerang balik. Ada banyak keraguan dari masyarakat seolah-olah hanya milik pemain politik yang sedang manggung. Padahal ini milik bersama dan seolah-olah hanya Jakarta," tukas Hikmat.
"Ada tantangan besar gimana menjadikan ini agenda semua masyarakat. Bukan salah masyarakat, mungkin salah kita-kita juga. Seniman, media, yang asyik sendiri pada kasus ini," sambungnya.
Kegiatan melawan korupsi melalui seni ini juga akan diagendakan akan merengkuh para komunitas seni di daerah. Harapannya, gerakan melawan korupsi akan tetap digalangkan di setiap lapisan masyarakat, seperti digelarnya kegiatan serupa. Beberapa komunitas dan individu dari daerah juga telah menyumbangkan hasil karya seninya untuk acara #SeniLawanKorupsi.
"Secara praktis sudah ada komunikasi dengan yang di luar Jakarta. Seniman jadi fasilitator dan kasalitator untuk pemberantasan korupsi. Karena kami seniman, kami menawarkan jalan ini melalui seni," tutup Hikman.
Pameran seni rupa sudah mulai dibuka sejak pukul 12.00 WIB siang ini. Sementara untuk pertunjukan seni akan dimulai pukul 16.00 WIB. Akan ada 2 panggung pertunjukan yang menampilkan di antaranya Endah N' Resha, Marjinal, Cak Lontong, dan DJ Virgo A Go Go. Butet Kartaredjasa akan bermonolog.
(aan/nrl)