Gubernur Ahok dan Pimpinan DPRD akan mencari solusi dari munculnya dua versi RAPBD DKI. Wakil Ketua DPRD DKI Abraham 'Lulung' Lunggana mengibaratkan ini sebagai pertandingan final.
"Kita lihat saja apa yang terjadi dalam penjelasan APBD ini. Kita lihat saja, kalau dalam tinju ini pertandingan final," kata Lulung di Kemendagri, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Rabu kemarin usai bertemu Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Ahok bertekad untuk tak ada tawar menawar dalam penyusunan APBD. Termasuk bila tawar menawar itu datang dari anggota DPRD DKI.
"Kami tetap tidak ada kompromi (dengan DPRD). Pak Mendagri dan Pak Presiden juga tidak meminta kita tidak kompromi," kata Ahok di kantor Kementerian Dalam Negeri.
Mantan Bupati Belitung Timur itu tak ingin muncul lagi dana 'siluman' dalam APBD tahun berikutnya. Bahkan demi menghapus dana siluman tersebut dia akan pasang badan dan nyawa untuk mewujudkan budaya bebas korupsi.
"Saya pasang badan, saya pasang nyawa saya supaya ada APBD transparan. Kalau kepalanya lurus, bawahnya tidak mungkin tidak lurus. Saya ingatkan ke Walikota Jakarta Barat (HM Anas Effendi), saya stafkan, nggak ada lagi kesempatan bagi Anda untuk kembali lagi. Bagi saya sederhana," kata dia.
Peraih penghargaan antikorupsi dari Bung Hatta Anti Corruption Watch tahun 2013 ini bahkan tak gentar bakal mengalami nasib seperti Ketua KPK nonaktif Abraham Samad.
"Aku begitu masuk ke sini aku sudah siap kok. Makanya saya bilang, kalau saya takut sudah terima dong Rp 12,1 triliun masukin damai-damai saja kan," kata Ahok.
Hari ini untuk pertama kalinya sejak kabar munculnya dana siluman Rp 12,1 triliun beredar, Ahok dan pimpinan DPRD DKI bertemu.
Akankah dana 'siluman' itu hilang dari RAPBD 2015?
(erd/nrl)