Bagi polisi setempat, sosok Kim sebenarnya bukan wajah baru. Disampaikan kepolisian setempat, seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (5/3/2015), Kim pernah melakukan penyerangan terhadap Dubes Jepang di Seoul pada tahun 2010.
Saat itu, Kim melemparkan batu ke arah Dubes Jepang. Motif serangan tidak disebut oleh polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui juga bahwa Kim pernah menggelar aksi unjuk rasa seorang diri yang menyerukan protes terhadap Jepang. Kim mengecam keras soal pertikaian Pulau Dokdo, atau disebut Pulau Takeshima oleh pihak Jepang.
Dalam kasus penyerangan tahun 2010 itu, Kim sempat diadili oleh pengadilan setempat, atas kasus penyerangan hingga akhirnya dijatuhi vonis hukuman percobaan.
Kini, selang 5 tahun kemudian, Kim kembali melakukan aksi serupa. Kali ini, Dubes AS untuk Korsel Mark Lippert yang menjadi korbannya. Kim yang merupakan anggota kelompok pro-unifikasi Korea ini turut hadir dalam acara sarapan bersama di Institut Budaya Sejong, Seoul pada Kamis (5/3) pagi.
Dengan mengenakan baju tradisional Korea, Hanbok, Kim tiba-tiba mengeluarkan pisau dan menyabetkannya ke arah Dubes Lippert yang duduk di meja bundar, tempat tamu VIP. Saksi mata menuturkan, Kim berteriak agar Korsel dan Korut bersatu kembali sebelum menyerang Lippert. Dia juga meneriakkan slogan melawan latihan militer gabungan Korsel-AS, yang digelar pekan ini.
Lippert mengalami luka sayatan di wajah dan lengannya akibat serangan Kim ini. Wajah dan tangannya berlumuran darah ketika dia dilarikan ke rumah sakit setempat.
Saksi mata menuturkan, Kim terus berteriak soal kemerdekaan Korea ketika diamankan polisi dan petugas keamanan. "Terdengar seperti dia seseorang yang anti-Amerika, anti-imperialis, hal-hal semacam itu," sebut saksi mata, Michael Lammbaru dari Arirang Institute kepada Reuters.
(nvc/nwk)