Janji Ahok Rela Pertaruhkan Nyawa Demi Perangi 'Siluman Anggaran' APBD

Janji Ahok Rela Pertaruhkan Nyawa Demi Perangi 'Siluman Anggaran' APBD

- detikNews
Kamis, 05 Mar 2015 10:11 WIB
Janji Ahok Rela Pertaruhkan Nyawa Demi Perangi Siluman Anggaran APBD
Jakarta - Menjadi pemimpin yang amanah. Itulah tekad Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ia menolak kompromi dalam bentuk apapun saat mengungkap 'siluman anggaran' RAPBD 2015, bahkan rela nyawa menjadi taruhannya.

Ahok awalnya mencium sejumlah kejanggalan dalam RAPBD 2015. Ada Rp 12,1 triliun dana di mana Ahok dan jajarannya tak tahu menahu, tapi ada di dalam APBD. Ia juga mengantongi bukti-bukti dan siap dengan konsekuensi apapun.

Pernyataan Ahok membuat berang anggota DPRD DKI Jakarta. DPRD DKI Jakarta punya versi APBD sendiri. 106 Anggota dewan lalu sepakat mengajukan hak angket terhadap Ahok. Kini, Ahok dan DPRD terlibat pertarungan sengit. Mereka tengah dimediasi oleh Kemendagri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Berikut 3 janji Ahok:

1. 'Mati dengan Baik'

Ahok bercerita dirinya dihubungi Sang Ibu melalui sambungan telepon. Ahok ditanya apakah dia tidak bisa melunak untuk meredakan kekisruhan ini.

"Ibu saya nasihatin saya 2 hari yang lalu, apa nggak bisa kompromi. Saya bilang berarti harus setuju (masukin) Rp 12,1 triliun (ke APBD). Saya nggak mau," kata Ahok di Ruang Balai Agung Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (4/3/2015).

Peraih Bung Hatta Anti Corruption Award 2013 itu mengatakan semua orang punya risiko masing-masing. Dia bahkan berpesan agar kelak dimakamkan di tanah kelahirannya, Belitung, dan di batu nisannya ditulis 'Mati dengan Baik'.

"Keluarga saya sudah tahu kalau saya mati tolong kirim jasad saya ke Belitung tulis 'Mati dengan Baik'. Jadi kalian ke Belitung bukan lihat rumah Ahok tapi juga kuburan saya," ujarnya.

"Mati cepat bagus juga, bapak ibu nggak akan lihat muka tua saya. Kami percaya kalau belum saatnya mati, nggak akan mati. Saya nggak akan kompromi dengan DPRD sekalipun harus tukar dengan nyawa saya," tutup mantan Bupati Belitung Timur tersebut.

1. 'Mati dengan Baik'

Ahok bercerita dirinya dihubungi Sang Ibu melalui sambungan telepon. Ahok ditanya apakah dia tidak bisa melunak untuk meredakan kekisruhan ini.

"Ibu saya nasihatin saya 2 hari yang lalu, apa nggak bisa kompromi. Saya bilang berarti harus setuju (masukin) Rp 12,1 triliun (ke APBD). Saya nggak mau," kata Ahok di Ruang Balai Agung Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (4/3/2015).

Peraih Bung Hatta Anti Corruption Award 2013 itu mengatakan semua orang punya risiko masing-masing. Dia bahkan berpesan agar kelak dimakamkan di tanah kelahirannya, Belitung, dan di batu nisannya ditulis 'Mati dengan Baik'.

"Keluarga saya sudah tahu kalau saya mati tolong kirim jasad saya ke Belitung tulis 'Mati dengan Baik'. Jadi kalian ke Belitung bukan lihat rumah Ahok tapi juga kuburan saya," ujarnya.

"Mati cepat bagus juga, bapak ibu nggak akan lihat muka tua saya. Kami percaya kalau belum saatnya mati, nggak akan mati. Saya nggak akan kompromi dengan DPRD sekalipun harus tukar dengan nyawa saya," tutup mantan Bupati Belitung Timur tersebut.

2. Pasang Badan, Pasang Nyawa

Ahok ingin menerapkan budaya transparansi di Jakarta. Dia tak ingin muncul lagi 'anggaran siluman' dalam APBD tahun berikutnya.

Tidaklah mudah baginya untuk mengubah sistem yang ada. Oleh karenanya, Ahok mengatakan dia akan pasang badan dan nyawa untuk mewujudkan budaya bebas korupsi.

"Saya pasang badan, saya pasang nyawa saya supaya ada APBD transparan. Kalau kepalanya lurus, bawahnya tidak mungkin tidak lurus. Saya ingatkan ke Walikota Jakarta Barat (HM Anas Effendi), saya stafkan, nggak ada lagi kesempatan bagi Anda untuk kembali lagi. Bagi saya sederhana," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (4/3/2015).

Dia mengatakan itu di depan ratusan lurah dan camat se-DKI saat memberi pengarahan. Mereka pun diminta agar menuliskan setuju atau tidak setuju di masing-masing rangkuman APBD versi Pemprov dan DPRD untuk wilayahnya yang dibagikan oleh Bappeda.

"Bapak Ibu nggak usah khawatir kalau mau gabung sama DPRD silakan, saya sangat senang. Saya berdoa partai lain nggak cabut hak angket, bagus itu, saya lawan partai-partai. Saya senang sekali bisa menikmati itu semua," sambungnya.

"Presiden nanya, bisa nggak dipertemukan, saya bilang tidak bisa karena ini persoalan hitam putih. Pak Fauzi Bowo yang asli Betawi saja ngalah, Pak Sutiyoso juga ngalah, masa Ahok yang dari Belitung nggak mau ngalah sama DPRD," kata mantan Bupati Belitung Timur itu.

Dia pun kembali menceritakan upaya legislatif Kebon Sirih untuk menyelipkan 'anggaran siluman' yang membuat Ahok murka. Menurutnya, sangat tidak masuk akal program sosialisasi pergub yang dinamakan 'visi misi' menelan hingga Rp 8,8 triliun.

"DPRD berpikir pasti saya ngalah pertama masukin Rp 8,8 triliun dengan judul visi misi, makanya saya coret pakai stabilo dan tulis pakai pulpen 'Nenek lu!'. Keder mereka bilang nenek kita dibawa, makanya jangan begini. Eh, mereka kirim lagi dengan Rp 12,1 triliun," terangnya dengan gemas.

"Saya mau tunggu Bapak Ibu ada di pihak siapa. Saya mau tahu kekuatan musuh berapa banyak yang dukung DPRD," tutup Ahok.

2. Pasang Badan, Pasang Nyawa

Ahok ingin menerapkan budaya transparansi di Jakarta. Dia tak ingin muncul lagi 'anggaran siluman' dalam APBD tahun berikutnya.

Tidaklah mudah baginya untuk mengubah sistem yang ada. Oleh karenanya, Ahok mengatakan dia akan pasang badan dan nyawa untuk mewujudkan budaya bebas korupsi.

"Saya pasang badan, saya pasang nyawa saya supaya ada APBD transparan. Kalau kepalanya lurus, bawahnya tidak mungkin tidak lurus. Saya ingatkan ke Walikota Jakarta Barat (HM Anas Effendi), saya stafkan, nggak ada lagi kesempatan bagi Anda untuk kembali lagi. Bagi saya sederhana," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (4/3/2015).

Dia mengatakan itu di depan ratusan lurah dan camat se-DKI saat memberi pengarahan. Mereka pun diminta agar menuliskan setuju atau tidak setuju di masing-masing rangkuman APBD versi Pemprov dan DPRD untuk wilayahnya yang dibagikan oleh Bappeda.

"Bapak Ibu nggak usah khawatir kalau mau gabung sama DPRD silakan, saya sangat senang. Saya berdoa partai lain nggak cabut hak angket, bagus itu, saya lawan partai-partai. Saya senang sekali bisa menikmati itu semua," sambungnya.

"Presiden nanya, bisa nggak dipertemukan, saya bilang tidak bisa karena ini persoalan hitam putih. Pak Fauzi Bowo yang asli Betawi saja ngalah, Pak Sutiyoso juga ngalah, masa Ahok yang dari Belitung nggak mau ngalah sama DPRD," kata mantan Bupati Belitung Timur itu.

Dia pun kembali menceritakan upaya legislatif Kebon Sirih untuk menyelipkan 'anggaran siluman' yang membuat Ahok murka. Menurutnya, sangat tidak masuk akal program sosialisasi pergub yang dinamakan 'visi misi' menelan hingga Rp 8,8 triliun.

"DPRD berpikir pasti saya ngalah pertama masukin Rp 8,8 triliun dengan judul visi misi, makanya saya coret pakai stabilo dan tulis pakai pulpen 'Nenek lu!'. Keder mereka bilang nenek kita dibawa, makanya jangan begini. Eh, mereka kirim lagi dengan Rp 12,1 triliun," terangnya dengan gemas.

"Saya mau tunggu Bapak Ibu ada di pihak siapa. Saya mau tahu kekuatan musuh berapa banyak yang dukung DPRD," tutup Ahok.

3. Tidak Gentar 'Disamadkan'

Ahok tidak takut dirinya bernasib sama seperti Abraham Samad saat mengungkap 'dana siluman' APBD DKI Jakarta.

"Aku begitu masuk ke sini aku sudah siap kok. Makanya saya bilang, kalau saya takut sudah terima dong Rp 12,1 triliun masukin damai-damai saja kan," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2015) malam.

Pria 48 tahun itu tidak gentar meski akan dikenakan banyak pasal pidana oleh Razman, pengacara DPRD yang juga merupakan pengacara Komjen Budi Gunawan (BG). Malah Ahok mengaku sudah sejak lama siap memberantas para 'begal' APBD.

"Saya dari awal sudah siapin perang ini dari tahun 2012. Gua sudah kesal tidak ada coret anggaran PU, Perhubungan, Pendidikan semua tiba-tiba bocor lagi bocor lagi. Gua sudah kesal," kata Ahok.

"Kita bikin e-budgeting 2013, 2014 siap pakai ditolak lagi kan. SKPD kita pecat-pecatin. Nah sekarang yang duduk-duduk di Eselon III dan IV masih ada setan-setannya, makanya harus diselidiki. Yang merancang UPS, scanner nanti ketahuan kok siapa," lanjutnya.

Mantan anggota Komisi II DPR itu mengatakan jika ada pejabat yang masih berani main, maka dirinya akan langsung menstafkan. Sementara jika ada staf yang tertangkap basah ikut bermain juga, maka Ahok akan cabut Tunjangan Kinerja Daerah dinamis dan statisnya sehingga mereka hanya menerima gaji pokok saja.

"Saya kira perang ini nggak akan berhenti kalau mau bersihkan negara dari anggaran siluman," kata Ahok

Pengacara Razman akan melaporkan Ahok ke Bareskrim Polri pada Senin (9/3) mendatang atas pelanggaran pidana pasal 263β€Ž, 268, 264 KUHP tentang pemalsuan.

Kemudian pasal 441 penyalahgunaan wewenang, pasal 209 tentang suap dan pasal 268 tentang pemalsuan dokumen negara.

Sebelumnya, Ketua KPK nonaktif Abraham Samad sebelumnya juga dilaporkan ke Bareskrim Polri dengan pasal pemalsuan dokumen dan penyalahgunaan wewenang. Samad sudah menjadi tersangka atas dua pasal pidana itu. Kini pasal pidana yang sama akan disangkakan pada Ahok.

"Kalau di-juncto, sekian tahun, biar Ahok senang dipenjara. DKI bukan milik Ahok," tegas Razman.


3. Tidak Gentar 'Disamadkan'

Ahok tidak takut dirinya bernasib sama seperti Abraham Samad saat mengungkap 'dana siluman' APBD DKI Jakarta.

"Aku begitu masuk ke sini aku sudah siap kok. Makanya saya bilang, kalau saya takut sudah terima dong Rp 12,1 triliun masukin damai-damai saja kan," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2015) malam.

Pria 48 tahun itu tidak gentar meski akan dikenakan banyak pasal pidana oleh Razman, pengacara DPRD yang juga merupakan pengacara Komjen Budi Gunawan (BG). Malah Ahok mengaku sudah sejak lama siap memberantas para 'begal' APBD.

"Saya dari awal sudah siapin perang ini dari tahun 2012. Gua sudah kesal tidak ada coret anggaran PU, Perhubungan, Pendidikan semua tiba-tiba bocor lagi bocor lagi. Gua sudah kesal," kata Ahok.

"Kita bikin e-budgeting 2013, 2014 siap pakai ditolak lagi kan. SKPD kita pecat-pecatin. Nah sekarang yang duduk-duduk di Eselon III dan IV masih ada setan-setannya, makanya harus diselidiki. Yang merancang UPS, scanner nanti ketahuan kok siapa," lanjutnya.

Mantan anggota Komisi II DPR itu mengatakan jika ada pejabat yang masih berani main, maka dirinya akan langsung menstafkan. Sementara jika ada staf yang tertangkap basah ikut bermain juga, maka Ahok akan cabut Tunjangan Kinerja Daerah dinamis dan statisnya sehingga mereka hanya menerima gaji pokok saja.

"Saya kira perang ini nggak akan berhenti kalau mau bersihkan negara dari anggaran siluman," kata Ahok

Pengacara Razman akan melaporkan Ahok ke Bareskrim Polri pada Senin (9/3) mendatang atas pelanggaran pidana pasal 263β€Ž, 268, 264 KUHP tentang pemalsuan.

Kemudian pasal 441 penyalahgunaan wewenang, pasal 209 tentang suap dan pasal 268 tentang pemalsuan dokumen negara.

Sebelumnya, Ketua KPK nonaktif Abraham Samad sebelumnya juga dilaporkan ke Bareskrim Polri dengan pasal pemalsuan dokumen dan penyalahgunaan wewenang. Samad sudah menjadi tersangka atas dua pasal pidana itu. Kini pasal pidana yang sama akan disangkakan pada Ahok.

"Kalau di-juncto, sekian tahun, biar Ahok senang dipenjara. DKI bukan milik Ahok," tegas Razman.


Halaman 2 dari 8
(aan/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads