Pernyataan itu diungkapkan gemologis H Yani Abdul Majid saat ditemui detikcom di Gedung Jakarta Gems Centre, Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (4/3/2015) siang.
"Yang asli banyak, tapi sekarang banyak juga batu akik yang diwarnain. Asli tapi palsu. Banyak di pasaran saya rasa 90 persen itu diwarnain," kata Yani mengawali perbincangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu (hijau Garut) ada yang bisa dibeli kiloan harganya Rp 20-50 ribu. Tapi yang asli dimana bisa beli kiloan? 1 biji saja bisa berapa juta. Harganya jauh banget," ucap Yani.
Menurut Yani, saat ini oknum semakin canggih memalsukan batu akik atau mulia dengan berbagai teknologi. Sehingga secara kasat mata, akan sangat sulit dibedakan dengan batu yang asli.
"Biasanya kalau jenis calcedony atau akik lain cara memalsukannya. Saphirre, ruby, dan berlian juga lain. Macem-macem tekniknya. Ada yang canggih, seperti pakai nuklir radiasi," jelas Yani yang juga pemilik Tasbih Scientific Gemological Laboratory di Jakarta Gems Centre ini.
"Tapi yang umum, biasanya cara memalsukan batu akik, dia diredam pakai air hangat supaya pori-pori di batu itu terbuka. Suhu tertentu membuat pori-pori batu terbuka, lalu dikasih pewarna. Setelah pewarna masuk, direndam sekian minggu, kemudian dimasukkan ke oven," sambung Yani memaparkan. Dengan cara itu, batu yang tadinya warnanya kurang cerah, bisa jadi sangat cerah," sambung pria berjenggot ini memaparkan.
Batu akik palsu yang mirip dengan batu akik asli tersebut biasanya dijual murah dibandingkan batu akik yang asli atau bersertifikat.
(bar/ndr)