"Tentu kita tidak mengharapkan itu, sama sekali tidak mengharapkan. Tapi itu mungkin ekspresi ketidaksenangan saja," ujar JK di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (4/3/2015).
JK mengakui beberapa kebijakan pemerintah Indonesia tidak disukai di luar negeri. "Itu kalau dulu ada masalah hukuman mati Malaysia kan banyak juga masyarakat yang melempari kedutaan Malaysia kan. Jadi sebenarnya itu tanda ketidakpuasan saja. Itu biasa saja. Biar saja nanti polisi di sana menjaga kedutaan itu," terangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya pasti semuanya meminta perhatian, apakah Brasil, Prancis, Belanda, China. Negara-begara lain itu. Tetapi dijelaskan hal yang sama," tambahnya.
Pihak Indonesia juga tidak mendapatkan informasi soal rencana penarikan dubes Australia di Jakarta. JK juga yakin warga negara Indonesia di Australia akan tetap aman. Pada kesempatan itu, dirinya menegaskan eksekusi mati warga Australia tidak akan mempengaruhi kerjasama perdagangan Indonesia-Australia.
"Ini sebenarnya tidak terkait dengan perdagangan. Tidak merusak hubungan dagang," ujarnya.
Ketua PMI ini juga mengakui konsep Zero Enemy perlu dievaluasi karena tidak mungkin semua negara memiliki pendapat yang sama, khususnya soal zero enemy dalam eksekusi mati.
"Ndak mungkin. Tidak mungkin Anda sependapat semua dengan satu negara. Tidak mungkin. Jadi kalau voting menetral terus," terangnya.
(fiq/aan)