Lebih dari 450 Orang Tewas Akibat Konflik di Xinjiang China 2014

Lebih dari 450 Orang Tewas Akibat Konflik di Xinjiang China 2014

- detikNews
Rabu, 04 Mar 2015 15:48 WIB
Beijing, - Lebih dari 450 orang tewas di wilayah konflik Xinjiang, China sepanjang tahun 2014 lalu. Dari jumlah itu, sebagian besar merupakan warga minoritas muslim Uighur.

Xinjiang telah dilanda gelombang kekerasan, yang oleh otoritas China disebut sebagai "terorisme" dan menyalahkan "separatis", yang kadang kala serangannya menyebar ke wilayah China lainnya.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (4/3/2015), informasi seputar apa yang terjadi di wilayah tersebut dikendalikan dengan ketat oleh otoritas China. Data jumlah korban jiwa tersebut disampaikan oleh kelompok HAM, Uyghur Human Rights Project (UHRP) dengan menggunakan data dari laporan media China dan internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut kelompok HAM yang berbasis di Washington, Amerika Serikat itu, antara 457 dan 478 orang tewas tahun lalu dalam berbagai kekerasan di Xinjiang. Dari jumlah itu, antara 235-240 orang merupakan warga Uighur dan 80-86 orang adalah warga Han, etnis mayoritas China.

Angka total korban jiwa pada tahun 2014 tersebut, meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan angka tahun 2013, yakni antara 199-237 orang yang tewas, dengan 116-151 merupakan warga Uighur dan 32-38 adalah warga Han.

Direktur UHRP, Alim Seytoff mencetuskan, temuan ini mengkhawatirkan dalam sejumlah aspek. "Itu memberitahu kita bahwa penekanan China terhadap Uighur hanya memperburuk kekerasan... dan menewaskan lebih banyak warga Uighur," tuturnya.

Laporan tersebut tidak memasukkan insiden-insiden di luar wilayah Xinjiang. Termasuk penikaman massal di stasiun kereta api di Kunming pada Maret 2014 lalu, yang menewaskan 35 orang, termasuk empat pelaku penikaman.

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads