"Bank sampah merupakan bentuk kerjasama yang melibatkan lebih dari 50 sekolah dan 10 ribu anak-anak di mana mereka dapat menabung dengan cara memberikan sampah jenis plastik baik yang mereka temukan maupun sampah rumahan mereka," jelas Febriarti usai menerima menerima penghargaan Indonesian Women of Change (IWoC) Awards dari Kedubes AS di @america, Mal Pacific Place, SCBD, Jl Jenderal Sudirman, Selasa (3/3/2015) malam.
Febriarti mendapatkan IWoC Awards karena getol mendaur ulang sampah plastik melalui Bank Sampah Bintang Sejahtera NTB di Lombok. Hasil tabungan sampah anak-anak sekolah itu kemudian diserahkan pada usaha pendauran sampah yang didiran bersama suaminya, Syawaluddin sejak 2010 lalu itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, hasil daur ulang sampah plastik itu kemudian dijual ke beberapa perusahaan plastik. Hasil dari penjualan itu kemudian dikembalikan pada anak-anak sekolah itu berupa tabungan.
"Hasil dari penjualan dan pengolahan sampahnya di tabung dalam rekening tabungan mereka, yang nantinya digunakan untuk membayar biaya sekolah mereka nanti," imbuh perempuan berjilbab.
Selain menggandeng anak-anak sekolah, dirinya mengumpulkan bank sampah plastik menggaet juga para pedagang kaki lima, warung bahkan restoran. Bahkan Dinas Kebersihan pemerintah setempat juga berhasil digaetnya untuk bekerja sama.
Saat memulai program bank sampah plastik ini tahun 2010 lalu, imbuhnya, pada mulanya warga setempat bingung, mengapa mereka harus menabung dengan sampah.
"Tapi setelah kami sosialisasi kan dan juga bekerja sama dengan sekolah-sekolah, akhirnya mereka mulai mengikuti. Dari program daur ulang sampah dan bank sampah kami juga turut membantu pemerintah Provinsi NTB untuk menyukseskan program pelestarian dan kebersihan lingkungan," tandas dia.
(nwk/nrl)