Salim Said: Ketum Golkar Harus Punya Banyak Duit

Salim Said: Ketum Golkar Harus Punya Banyak Duit

- detikNews
Rabu, 04 Mar 2015 13:17 WIB
Jakarta - Keputusan Mahkamah Partai Golkar terkait kepengurusan yang sah ditafsirkan berbeda dari 2 kubu. Di mana kubu Agung Laksono menyatakan bahwa kepengurusannya lah yang dinyatakan sah oleh mahkamah partai, sementara kubu Aburizal Bakrie menganggap keputusan draw atau berimbang.

Pengamat politik Prof. Dr. Salim Said mengingatkan bahwa riak-riak di Golkar memang selalu terjadi saat Munas. Ia pun mengajak supaya publik melihat bagaimana akhirnya nanti dari tubuh internal Golkar menyelesaikan permasalahan kali ini.

"Jangan lupa Golkar itu punya sejarah sejak reformasi setiap Munas mesti melahirkan anak. Lihat itu partai-partai, Gerindra, Hanura, Nasdem, PKPI. Itu semua kan Golkar yang terpecah, apakah kali ini akan terjadi lagi? Saya tidak tahu tapi kan potensi itu ada," ucap Salim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut diungkapnya sebelum Seminar Peradaban Polisi dan Politik di Gedung Gading Marina Function Hall, Jl Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakut, Rabu (4/3/2015). Ia pun menyebut sebenarnya untuk menjadi Ketua Umum di Golkar diperlukan uang yang banyak.

"Kita lihat bagaimana orang Golkar menyelesaikan urusan di dalam, tapi kan emang persyaratan yang sukses untuk jadi Ketum Golkar itu kalau ada duit," kata Salim.

"Kecuali Akbar Tandjung yang memelopori, Yusuf Kalla mengambil Golkar saat jadi Wapres itu kan pakai duit. Aburizal juga pake duit," sambung Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan tersebut.

Untuk itu, Salim pun menyarankan agar pihak-pihak yang ingin menjadi Ketum Golkar menyediakan uang yang banyak.

"Jadii kalau mau jadi Ketua Golkar saya sarankan supaya punya duit cukup, kalau nggak agak repot," pungkas Salim.

(ear/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads