Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) kemudian melelang 55 UPS itu dengan harga Rp 5,8 miliar per sekolah. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyebut nama-nama pemenang tender pengadaan UPS tahun 2014 banyak tidak sesuai.
Mantan Bupati Belitung Timur itu pun mengistilahkan lelang 55 UPS itu mirip arisan perusahaan. "Masa kantor pakan ternak dan kantor fotokopi yang tender? ICW juga menemukan menarik lagi, itu semua kayak arisan ada PT di Jatinegara mainnya begitu melulu," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikcom menelusuri jejak perusahaan pemenang tender sebesar Rp 5,8 miliar per sekolah itu. Berikut ini hasil liputannya.
Gubernur Ahok membeberkan dana siluman di RABPD DKI
|
Menang Lelang Rp 5,9 Miliar, CV Air Putih Tak Punya Kantor
CV Air Putih
|
Dalam situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pemprov DKI Jakarta tercatat, CV Air Putih beralamat di Jalan Jagir Sidomukti nomor 22 RT 12 RW 03, Kelurahan Jagir, Kecamatan Wonokromo, Surabaya.
Berbekal alamat dari LSPE, Selasa kemarin detikcom mencoba mendatangi alamat tersebut.Β Setelah ditelusuri, ternyata CV Air Putih merupakan rumah di sebuah perkampungan. Rumah berlantai dua tersebut tidak nampak seperti sebuah kantor. Tidak ada papan nama atau pun sesuatu yang menunjukkan bahwa rumah tersebut adalah kantor yang pernah memenangi tender UPS bernilai miliaran rupiah.
Direktur CV Air Putih Puguh Wibisono dihubungi melalui telepon mempunyai alasan sendiri menjadikan rumahnya sebagai kantor.
"Semuanya kan dilakukan secara online. Kalau online bisa dilakukan di mana saja, di jalan, di warung kopi pun bisa," ujar Puguh yang saat dihubungi detikcom mengaku berada di Tuban, Selasa (3/3/2015).
Orang tua Puguh, Rubaiyah, yang ditemui di lokasi mengaku tidak tahu anaknya ikut tender pengadaan barang. Puguh, istri, dan anaknya memang tinggal satu rumah dengan orang tuanya, Rubaiyah dan Abdul Rochim.
"Saya kurang tahu kesibukan anak saya karena dia tinggal di lantai yang berbeda. Jadi tidak tahu. Anak saya juga sering keluar kota. Kalau pulang dini hari," ujar Rubaiyah.
Menang Lelang Rp 5,9 Miliar, CV Air Putih Tak Punya Kantor
CV Air Putih
|
Dalam situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pemprov DKI Jakarta tercatat, CV Air Putih beralamat di Jalan Jagir Sidomukti nomor 22 RT 12 RW 03, Kelurahan Jagir, Kecamatan Wonokromo, Surabaya.
Berbekal alamat dari LSPE, Selasa kemarin detikcom mencoba mendatangi alamat tersebut.Β Setelah ditelusuri, ternyata CV Air Putih merupakan rumah di sebuah perkampungan. Rumah berlantai dua tersebut tidak nampak seperti sebuah kantor. Tidak ada papan nama atau pun sesuatu yang menunjukkan bahwa rumah tersebut adalah kantor yang pernah memenangi tender UPS bernilai miliaran rupiah.
Direktur CV Air Putih Puguh Wibisono dihubungi melalui telepon mempunyai alasan sendiri menjadikan rumahnya sebagai kantor.
"Semuanya kan dilakukan secara online. Kalau online bisa dilakukan di mana saja, di jalan, di warung kopi pun bisa," ujar Puguh yang saat dihubungi detikcom mengaku berada di Tuban, Selasa (3/3/2015).
Orang tua Puguh, Rubaiyah, yang ditemui di lokasi mengaku tidak tahu anaknya ikut tender pengadaan barang. Puguh, istri, dan anaknya memang tinggal satu rumah dengan orang tuanya, Rubaiyah dan Abdul Rochim.
"Saya kurang tahu kesibukan anak saya karena dia tinggal di lantai yang berbeda. Jadi tidak tahu. Anak saya juga sering keluar kota. Kalau pulang dini hari," ujar Rubaiyah.
Dapat Proyek Rp 11,8 Miliar, CV Wisanggeni Sekantor dengan Gudang Elpiji
|
Dalam situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pemprov DKI Jakarta perusahaan tersebut tercatat beralamat di Jalan Manyar Sambongan 73-75 Kelurahan Kertajaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya.
Selasa kemarin detikcom mendatangi alamat tersebut. Di alamat tersebut ada bangunan cukup besar. Sebagian besar ruangan dugunakan untuk gudang elpiji atas nama PT Trijogo dan PT Tri Natha Perkasa.
Sementara papan nama CV Wisanggeni justru tak terlihat. Dirut CV Wisanggeni Tri Prakoso, beralasan bahwa plakat itu sebelumnya ada.Β "Sebelumnya ada, tetapi karena masih direnovasi, plakatnya dilepas dan belum dipasang," ujar Tri saat berbicang dengan detikcom, Selasa kemari di kantornya.
Tri mengakui bahwa CV Wisanggeni yang berdiri sejak tahun 2012 itu memang berkantor bareng bersama gudang elpiji yang juga miliknya tersebut. Selain gudang elpiji dan CV Wisanggeni, lokasi itu juga menjadi kantor sebuah perusahaan kimia yang juga milik Tri. "Kita berkantor bersama di sebuah ruangan yang sama, namun dipisah-pisah," lanjut Tri.
Tri menerangkan, dirinya mengetahui dan akhirnya ikut tender UPS dari LPSE Pemprov DKI. Menurut Tri, semua proses lebih banyak dilakukan secara online.
"Karena dilakukan secara online, maka pekerjaan seperti ini tidak memerlukan banyak hal, termasuk bangunan kantor dan pegawai. Bahkan dengan tiga pegawai pun, itu bisa jalan," tandas Tri.
Dapat Proyek Rp 11,8 Miliar, CV Wisanggeni Sekantor dengan Gudang Elpiji
|
Dalam situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pemprov DKI Jakarta perusahaan tersebut tercatat beralamat di Jalan Manyar Sambongan 73-75 Kelurahan Kertajaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya.
Selasa kemarin detikcom mendatangi alamat tersebut. Di alamat tersebut ada bangunan cukup besar. Sebagian besar ruangan dugunakan untuk gudang elpiji atas nama PT Trijogo dan PT Tri Natha Perkasa.
Sementara papan nama CV Wisanggeni justru tak terlihat. Dirut CV Wisanggeni Tri Prakoso, beralasan bahwa plakat itu sebelumnya ada.Β "Sebelumnya ada, tetapi karena masih direnovasi, plakatnya dilepas dan belum dipasang," ujar Tri saat berbicang dengan detikcom, Selasa kemari di kantornya.
Tri mengakui bahwa CV Wisanggeni yang berdiri sejak tahun 2012 itu memang berkantor bareng bersama gudang elpiji yang juga miliknya tersebut. Selain gudang elpiji dan CV Wisanggeni, lokasi itu juga menjadi kantor sebuah perusahaan kimia yang juga milik Tri. "Kita berkantor bersama di sebuah ruangan yang sama, namun dipisah-pisah," lanjut Tri.
Tri menerangkan, dirinya mengetahui dan akhirnya ikut tender UPS dari LPSE Pemprov DKI. Menurut Tri, semua proses lebih banyak dilakukan secara online.
"Karena dilakukan secara online, maka pekerjaan seperti ini tidak memerlukan banyak hal, termasuk bangunan kantor dan pegawai. Bahkan dengan tiga pegawai pun, itu bisa jalan," tandas Tri.
CV Wisanggeni Magelang Dicatut Namanya
CV Wisanggeni di Magelang
|
Perusahaan yang beralamat di Magelang itu merasa tak pernah ikut tender. "Di media massa, CV kami diberitakan menang tender di DKI. Padahal kami tak pernah mengajukan atau berhubungan dengan (orang) Jakarta. Tentu saja,kami kaget," kata arsitek yang juga pemilik CV Wisanggeni, Arianto, di kantornya, Jl Jenderal A Yani Kedungsari, Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah, Senin (2/3/2015).
Arianto menyatakan, CV-nya bergerak di bidang konsultan konstruksi dan tata ruang, bukan pengadaan barang. Jadi, tidak ada alasan pihaknya mengajukan proposal tender soal UPS. "Lagipula, kami tak pernah mengerjakan proyek miliaran. Paling-paling cuma Rp 700 jutaan. Kami juga tidak pernah mengerjakan proyek apapun di DKI," kata Arianto.
Di daftar rekapitulasi pengadaan UPS pada Suku Dinas Pendidikan Tinggi Kota Administrasi Jakarta Barat Tahun Anggaran 2014, CV Wisanggeni disebutkan berhak menyuplai UPS senilai Rp 5.829.967.000 di SMAN 56. Sementara di daftar Rekapitulasi Lelang UPS Pendidikan Menengah Jakarta Pusat, CV tersebut juga ditulis berhak menyediakan UPS di SMAN 5. Harganya sama: Rp 5.829.967.000.
Di daftar rekapitulasi maupun web Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pemprov DKI Jakarta, tidak ada alamat lengkap CV Wisanggeni. Sebab itu, manajemen CV Wisanggeni yang berkantor di Magelang tak habis pikir karena nama CV mereka disebut-sebut.
CV Wisanggeni Magelang Dicatut Namanya
CV Wisanggeni di Magelang
|
Perusahaan yang beralamat di Magelang itu merasa tak pernah ikut tender. "Di media massa, CV kami diberitakan menang tender di DKI. Padahal kami tak pernah mengajukan atau berhubungan dengan (orang) Jakarta. Tentu saja,kami kaget," kata arsitek yang juga pemilik CV Wisanggeni, Arianto, di kantornya, Jl Jenderal A Yani Kedungsari, Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah, Senin (2/3/2015).
Arianto menyatakan, CV-nya bergerak di bidang konsultan konstruksi dan tata ruang, bukan pengadaan barang. Jadi, tidak ada alasan pihaknya mengajukan proposal tender soal UPS. "Lagipula, kami tak pernah mengerjakan proyek miliaran. Paling-paling cuma Rp 700 jutaan. Kami juga tidak pernah mengerjakan proyek apapun di DKI," kata Arianto.
Di daftar rekapitulasi pengadaan UPS pada Suku Dinas Pendidikan Tinggi Kota Administrasi Jakarta Barat Tahun Anggaran 2014, CV Wisanggeni disebutkan berhak menyuplai UPS senilai Rp 5.829.967.000 di SMAN 56. Sementara di daftar Rekapitulasi Lelang UPS Pendidikan Menengah Jakarta Pusat, CV tersebut juga ditulis berhak menyediakan UPS di SMAN 5. Harganya sama: Rp 5.829.967.000.
Di daftar rekapitulasi maupun web Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pemprov DKI Jakarta, tidak ada alamat lengkap CV Wisanggeni. Sebab itu, manajemen CV Wisanggeni yang berkantor di Magelang tak habis pikir karena nama CV mereka disebut-sebut.
Menang Proyek Rp 5,8 Miliar Setelah Pinjam Nama Perusahaan
|
Kepada detikcom, Direktur CV Bukit Terpadu Utama Taufiqurrohim mengaku nama perusahaannya dipinjam seorang teman untuk ikut lelang UPS senilai Rp 5,8 miliar.
Semua bermula saat Taufiq melihat sebuah iklan lelang proyek UPS di website Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Taufiq kemudian menawarkan nama perusahaannya kepada salah satu rekan untuk ikut lelang proyek UPS.
"Kebetulan dia memiliki modal. Tapi saya ajukan syarat, dia harus mengerjakan proyek sesuai prosedur, dan tepat waktu," kata Taufiq saat berbincang dengan detikcom, Selasa (3/3/2015).
Tak disangka ternyata perusahaan Taufiq memenangkan proyek UPS senilai Rp 5,8 miliar itu. Dia pun tandatangan surat perjanjian kontrak kerja pengadaan UPS di SMK 53 Jakarta. "Saya sendiri kaget perusahaan saya bisa menang (proyek UPS)," kata Taufiq.
Namun karena sudah menandatangani surat kontrak, teman Taufiq pun mengerjakan proyek pengadaan UPS tersebut. Meski bukan dia yang mengerjakan, namun Taufiq mengaku mengontrol langsung pengadaan UPS tersebut. Apalagi ini menyangkut nama perusahaan dia. "Saya sendiri datang melakukan pengecekan saat alat itu (UPS) datang, dan benar-benar ada beratnya 15 ton," kata Taufiq.
Menang Proyek Rp 5,8 Miliar Setelah Pinjam Nama Perusahaan
|
Kepada detikcom, Direktur CV Bukit Terpadu Utama Taufiqurrohim mengaku nama perusahaannya dipinjam seorang teman untuk ikut lelang UPS senilai Rp 5,8 miliar.
Semua bermula saat Taufiq melihat sebuah iklan lelang proyek UPS di website Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Taufiq kemudian menawarkan nama perusahaannya kepada salah satu rekan untuk ikut lelang proyek UPS.
"Kebetulan dia memiliki modal. Tapi saya ajukan syarat, dia harus mengerjakan proyek sesuai prosedur, dan tepat waktu," kata Taufiq saat berbincang dengan detikcom, Selasa (3/3/2015).
Tak disangka ternyata perusahaan Taufiq memenangkan proyek UPS senilai Rp 5,8 miliar itu. Dia pun tandatangan surat perjanjian kontrak kerja pengadaan UPS di SMK 53 Jakarta. "Saya sendiri kaget perusahaan saya bisa menang (proyek UPS)," kata Taufiq.
Namun karena sudah menandatangani surat kontrak, teman Taufiq pun mengerjakan proyek pengadaan UPS tersebut. Meski bukan dia yang mengerjakan, namun Taufiq mengaku mengontrol langsung pengadaan UPS tersebut. Apalagi ini menyangkut nama perusahaan dia. "Saya sendiri datang melakukan pengecekan saat alat itu (UPS) datang, dan benar-benar ada beratnya 15 ton," kata Taufiq.
PT Tinada Menang Proyek Rp 5,8 M dengan Dua Meja Kerja
Suasana di ruangan dalam kantor PT Tinada (Foto -Edward/detikcom)
|
Tak hanya mendapatkan proyek pengadaan UPS, perusahaan tersebut rupanya juga memenangkan tender pengadaan KIT Matematika SD Kompetensi untuk sekolah dasar di Jakarta Selatan senilai Rp 2.245.328.800,00.
Kantor PT Tinada berada di permukiman padat penduduk. Tepatnya di jalan Pahlawan Komarudin RT 10 RW 05, No. 13, Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, tak jauh dari Rumah Susun Komaruddin.
Lokasi perusahaan bersanding dengan beberapa toko, apotek, dan studio foto. Ada juga beberapa perusahaan yang berkantor di ruko itu. Tak ada aktivitas perkantoran maupun kesibukan orang bekerja saat detikcom bertandang ke PT Tinada.
Kantor PT Tinada berada dalam satu ruangan dengan perusahaan lain yakni PT Citra Larasati Indah di sebuah ruko berukuran 6 x 10 meter. Kedua perusahaan itu hanya dipisahkan oleh partisi yang terbuat dari papan gypsum.
Ruangan yang digunakan sebagai kantor oleh PT Tinada berukuran 3 x 3 meter. Hanya ada dua meja dengan kursi plastik, komputer yang tak dinyalakan dan sebuah lemari. Tak ada mesin pendingin di ruangan tersebut. Sementara kamar mandi berada di luar ruko.
Setelah satu jam menunggu, seorang perempuan yang mengaku karyawan PT Tinada keluar menemui detikcom. "Iya benar ini kantor PT Tinada," kata perempuan yang menolak disebutkan namanya itu kepada detikcom, Senin (2/3/2015).
PT Tinada Menang Proyek Rp 5,8 M dengan Dua Meja Kerja
Suasana di ruangan dalam kantor PT Tinada (Foto -Edward/detikcom)
|
Tak hanya mendapatkan proyek pengadaan UPS, perusahaan tersebut rupanya juga memenangkan tender pengadaan KIT Matematika SD Kompetensi untuk sekolah dasar di Jakarta Selatan senilai Rp 2.245.328.800,00.
Kantor PT Tinada berada di permukiman padat penduduk. Tepatnya di jalan Pahlawan Komarudin RT 10 RW 05, No. 13, Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, tak jauh dari Rumah Susun Komaruddin.
Lokasi perusahaan bersanding dengan beberapa toko, apotek, dan studio foto. Ada juga beberapa perusahaan yang berkantor di ruko itu. Tak ada aktivitas perkantoran maupun kesibukan orang bekerja saat detikcom bertandang ke PT Tinada.
Kantor PT Tinada berada dalam satu ruangan dengan perusahaan lain yakni PT Citra Larasati Indah di sebuah ruko berukuran 6 x 10 meter. Kedua perusahaan itu hanya dipisahkan oleh partisi yang terbuat dari papan gypsum.
Ruangan yang digunakan sebagai kantor oleh PT Tinada berukuran 3 x 3 meter. Hanya ada dua meja dengan kursi plastik, komputer yang tak dinyalakan dan sebuah lemari. Tak ada mesin pendingin di ruangan tersebut. Sementara kamar mandi berada di luar ruko.
Setelah satu jam menunggu, seorang perempuan yang mengaku karyawan PT Tinada keluar menemui detikcom. "Iya benar ini kantor PT Tinada," kata perempuan yang menolak disebutkan namanya itu kepada detikcom, Senin (2/3/2015).
Halaman 2 dari 12