Seperti dilansir AFP, Senin (2/3/2015), kepolisian AS memburu Victor Barnard atas 59 dakwaan kekerasan seksual. Barnard diburu hingga ke kawasan wisata Pipa, dekat kota Natal, Brasil, dalam pencarian yang dikoordinasikan dengan kepolisian AS.
Barnard dituding mendalangi serangkaian tindak pidana pencabulan selama nyaris satu dekade terakhir. Bahkan Barnard menjadi target perburuan internasional, setelah melarikan diri ke luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak-anak perempuan itu ditempatkan di rumah berbeda di area kamp terpencil, yang berjarak 160 km dari kota Minneapolis. Dari tahun 2000-2009, Barnard diduga kuat mencabuli anak-anak perempuan di kamp tersebut. Setelah tahun 2009, Barnard kemudian pindah bersama keluarganya ke Washington. Gereja yang didirikannya juga ikut pindah.
Namun kemudian media AS memberitakan dua korban dari perbuatan bejat Barnard, yang akhirnya melapor ke polisi setempat. Kedua korban mengaku dicabuli Barnard sejak usia 12 tahun dan 13 tahun.
"Saya siap untuk melihatnya dipenjara," ucap salah satu korban Barnard yang mengaku pertama kali bertemu dengannya pada usia 13 tahun, kepada media setempat, Minneapolis Star Tribune.
"Segera setelah saya mengetahui beritanya (penangkapan Barnard), saya menangis. Rasanya tidak nyata. Saya tahu hari ini akan datang, dan akhirnya datang dan nyaris mati rasanya," imbuhnya.
Barnard masuk dalam daftar 15 buronan paling dicaro oleh US Marshals Service sejak November 2014 lalu. Bahkan bagi yang bisa memberikan informasi terkait Barnard, akan diberi imbalan hingga US$ 25 ribu (Rp 323 juta).
(nvc/ita)