Raju meninggal di hadapan ayahnya, Heri (39) dan ibu tirinya, Tarsih (29) di ruang Fatmawati RSUD Sekarwangi sekira pukul 04.30 WIB, Senin (2/3/2015). Heri tak kuasa menahan airmata saat Raju berbicara memakai bahasa isyarat.
"Pak jaga Annisa ulah dugi kos abi ulah hilap tinggali emamna, sakolaken ulah nepika kalantar kos abi," kata Heri menirukan 'pesan' Raju.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ikatan batin antara Raju dan sang ayah memang terjalin sejak Raju di bawah asuhan Heri. Heri paham apapun mau dan keinginan anaknya itu meski hanya melalui bahasa isyarat. Kepada Heri, Raju meminta agar ayahnya itu tidak menyalahkan siapa-siapa, apa yang terjadi akibat perceraian yang terjadi antara ayah dan ibunya.
Raju sebenarnya memiliki saudara kembar bernama Raja yang meninggal pada usia 6 bulan. Kelahiran antara Raja dan Raju terpaut 5 menit, badai rumah tangga mengempaskan pernikahan Heri dan istrinya ketika usia Raju 1 tahun. "Antara saya dan istri sempat rebutan Raju, sampai usianya 6 tahun akhirnya mantan istri saya menyerahkan Raju, dengan kondisi memar dan sulit berjalan," lanjut Heri seraya meneteskan air mata.
Heri mengakui, faktor ekonomi membuat dirinya kesulitan membawa Raju mendapatkan penanganan medis. Uluran tangan dari pemerintahpun tak ada hanya sebatas pendataan tanpa jelas kelanjutannya. "Saya tak punya biaya, saya tak tau kalau ternyata anak saya itu mengidap banyak penyakit," tandas Heri.
Menurut tim medis, kondisi Raju sudah parah. Ia mengalami malnutrisi sejak berusia 3 tahun dan dehidrasi berat. Ia juga terserang beragam panyakit, terutama Tubercolosis (TB).
(try/try)