"Sebanyak 19 sandera Asiria tiba di Church of Our Lady di Hasakeh pada Minggu (1/3), setelah mereka dilepaskan oleh ISIS," ujar aktivis yang juga Direktur Assyrian Network for Human Rights, Osama Edward, seperti dilansir AFP, Senin (2/3/2015).
"Mereka tiba dengan menumpang dua bus dari Shaddadeh," imbuhnya. Shadadeh merupakan markas kuat ISIS di Provinsi Hasakeh, Suriah, tempat para sandera ditahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edward mengatakan, pengadilan syariat ISIS memutuskan pada Sabtu (28/2) untuk membebaskan warga Kristen Suriah itu, sebagai pertukaran dari uang tebusan yang dibayarkan oleh masing-masing keluarga sandera, yang disebut ISIS sebagai jiyza atau pajak yang dibayarkan oleh non-muslim.
Lebih lanjut, Edward mengaku tak tahu jumlah total uang tebusan yang dibayarkan kepada ISIS. Tapi pada November 2014 lalu, menurut Edward, ISIS membebaskan beberapa warga Kristen Asiria setelah menerima uang tebusan sebesar US$ 1.700 (Rp 22 juta) per sandera.
Negosiasi pembebasan seluruh sandera masih terus dilakukan antara pejabat Asiria dengan kepala etnis muslim Arab setempat.
Pekan lalu, ISIS menculik sekitar 220 warga Kristen Asiria di wilayah Tal Tamr, setelah militan tersebut menguasai 10 desa Kristen setempat. Sekitar 5 ribu orang melarikan diri dari wilayah tersebut.
(nvc/ita)