Salah satunya Taman Nasional Bukit Barisan Bagian Selatan (TNBBS) yang berkolaborasi dengan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC).
detikcom berkesempatan mengunjungi pusat koservasi yang berlokasi di Lampung Barat, Lampung tersebut, Minggu (1/3/2015). Kebetulan, harimau sedang mendapat 'jatah' makan. Menunya bukan daging seperti di kebun binatang, melainkan babi hidup.
Harimau yang difoto ini bernama Mekar. Dengan mudah, ia melumpuhkan anak babi. Sebagaimana umumnya predator, ia mengigit leher mangsa. Begitu mangsa sudah mati, raja hutan itu mulai melahap daging bagian demi bagian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, ada 31 harimau di TWNC. Tiap ekor menghabiskan 80 babi berbobot 10-12 kilogram per bulan.
Pusat rehabilitasi dilengkapi dua kandang besar berukuran setengah kali lapangan sepakbola dan enam kandang kecil berukuran 5Γ5 meter. Harimau Sumatera terancam punah. Saat ini, total jumlahnya berkisar 400-600 ekor.
Pemilik TWNC, Tomy Winata, mengatakan perusahaannya, Artha Graha, menginvestasikan antara $ 20-25 juta di TWNC. Itu di luar biaya bulanan sekitar $ 150 ribu. "Selain itu, kami juga melestarikan berbagai kekayaan hayati di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan," kata pengusaha yang berpenampilan santai ini, mengenakan kaos dengan lilitan handuk putih di leher.
(try/mad)