"Harapan kita kemarin pemisahan TNI-Polri, memiliki grand design bagaimana target dicapai, bagaimana proses kekuatan lembaga dan tujuannya pelayanan prima di 2025," ujar Direktur Advokasi YLBHI, Bahrein dalam diskusi 'Quo Vadis Kriminalisasi KPK" oleh ICW di Taman Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (1/3/2015).
Bahrein mengajak menelusuri rekam jejak Polri setelah 'berpisah' dengan TNI setelah reformasi. Harapan besar dititipkan kepada Polri saat itu untuk bisa menjadi pendamping dan pelayan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan sampai harapan kita di reformasi jadi sirna. Yang ada masuk ruang kegelapan karena banyak yang korupsi. Padahal satu oknum mengatasanamkan Polri, semua berbondong-bondong menggabungkan diri, imbasnya semua disebut Polri bermasalah," tambahnya.
Pada kesempatan itu, lagi-lagi dirinya meminta agar permintaan pelaksanaan gelar perkara khusus pada kasus BW dapat dilakukan sehingga tidak menimbulkan kecurigaan publik.
"Penting karena ini kasus publik, sehingga saya kira untuk mencari titik tengah agar polri tidak terkesan bermain politik," kata Bahrein.
(fiq/mpr)