Gerard Peter Scully ditangkap polisi di kota Malaybalay, Filipina pada 20 Februari lalu, setelah menjadi buronan selama 3 minggu. Demikian disampaikan Kepala Biro Investigasi Nasional (NBI) Angelito Magno, seperti dilansir AFP, Jumat (27/2/2015).
Scully yang berusia 51 tahun ini, dijerat dakwaan pemerkosaan dan perdagangan manusia setelah polisi menemukan dua remaja perempuan dalam kondisi telanjang dan diikat ke ranjang di dalam apartemen Scully.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi memperkirakan, kerangka tersebut berasal dari remaja perempuan lainnya yang diduga dibunuh oleh Scully sekitar 2 tahun lalu. Remaja itu diduga dibunuh saat berusia 12 tahun. Mantan kekasih Scully yang membeberkan kepada polisi setempat soal adanya mayat yang dikubur di dalam apartemen.
"Penyelidikan ini membawa kami kepada sedikitnya 7 remaja perempuan lainnya yang juga dia cabuli. Aktivitas ini sudah berlangsung selama 3 tahun," terang Magno.
"Dia (Scully-red) mengincar remaja-remaja yang ada di wilayah miskin dan membujuk mereka dengan makanan dan pakaian," imbuhnya.
Menurut Magno, korban-korban Scully berusia antara 12-18 tahun. Scully pertama kali tiba di Manila sebagai turis pada tahun 2001. Dia kemudian menetap di wilayah miskin dan membujuk remaja-remaja putri menjadi budak seksnya.
Atas kasus ini, juru bicara Kedutaan Besar Australia di Manila menolak berkomentar dengan alasan mereka tidak bisa mengomentari kasus individu.
Disebutkan juga, Scully menjadi fokus penyelidikan di Belanda karena ketahuan menjual konten pornografi secara online. Interpol juga melakukan perburuan terhadap Scully.
(nvc/ita)