Tradisi yang sudah ratusan tahun ini berada di dua dusun yakni Kasuran Wetan dan Kasuran Kulon. Dua dusun itu berbeda desa. Kasuran Kulon berada di Desa Margodadi, sedangkan Kasuran Wetan di Desa Margodadi. Kedua dusun ini hanya dipisahkan jalan beraspal.
Di Kasuran Kulon, warga tidur beralaskan tikar. Hampir 90 persen, warganya menggunakan alas tikar untuk tidur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sendiri tidak pakai kasur dari dulu. Dulu pernah nyoba dengan karpet tebel dan bukan kasur. Tapi kemudian ada ular melingkar. Setelah itu saya pakai tikar lagi, dan tidak pernah lagi ada ular," kata Wartilah di rumahnya, Jumat (27/2/2015).
Menurutnya, ada beberapa warga yang tidur beralas kasur kapas dan terserang penyakit dan tidak bisa diobati. Mereka yang nekat melanggar tradisi adalah orang-orang yang tidak percaya dengan pantangan tersebut dan kemungkinan juga warga pendatang, yang tidak paham tradisi.
Namun diakuinya, sekarang sebagian warga sudah menggunakan busa. Terutama yang anak-anak mudanya.
Salah seorang warga Kasuran Kulon, Wiji (38) mengatakan sampai sekarang ia menggunakan tikar. Pernah mencoba menggunakan kasur, tapi justru badannya sakit-sakitan dan panas. Di rumahnya, memang ia punya spon atau busa untuk tidur anaknya.
(try/try)