Seperti dilansir AFP, Jumat (27/2/2015), nama Emwazi pertama muncul dari media Amerika Serikat, Washington Post pada Kamis (26/2) waktu setempat. Disebut-sebut ada pejabat AS yang membocorkan informasi soal identitas Jihadi John, yang tampil dalam video ISIS dengan aksen Inggris yang kental.
Selama ini, informasi soal identitas Jihadi John ini tidak diungkap ke publik, demi alasan keamanan, terutama bagi orang-orang yang masih disandera ISIS. Diduga AS sengaja membocorkan informasi rahasia ini karena tidak ada lagi warga AS yang disandera ISIS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Informasi yang beredar menyebut Emwazi berasal dari keluarga kelas menengah di London. Dia memiliki darah Kuwait dari ayahnya yang seorang sopir taksi.
Setelah informasi soal Emwazi beredar, rumah keluarga Emwazi yang ada di wilayah Queen's Park, London bagian barat daya ramai didatangi puluhan wartawan. Pihak keluarga Emwazi sendiri dilaporkan tidak mempercayai jika anak mereka yang menjadi eksekutor pemenggalan sandera-sandera ISIS.
Diketahui juga bahwa algojo ISIS yang diyakini berusia 26 tahun ini, memperoleh gelar sarjana untuk jurusan program komputer dari University of Westminster, London.
Dalam pernyataannya, pihak University of Westminster menyebut Emwazi meninggalkan kampus sekitar 6 tahun lalu dan mendirikan tim pastoral untuk membantu mahasiswa yang butuh nasihat dan pendampingan.
"Jika tudingan ini benar, kami sangat terkejut dan muak atas berita ini. Pikiran kami tertuju pada korban dan keluarganya," demikian pernyataan mereka.
Emwazi yang diyakini sosok di balik Jihadi John ini, muncul dalam video pemenggalan sejumlah sandera ISIS, seperti dua jurnalis AS James Foley dan Steven Sotloff, kemudian relawan kemanusiaan Inggris David Haines dan Alan Henning, serta relawan kemanusiaan AS Abdul-Rahman Kassig.
Dia juga muncul dalam video ISIS yang menampilkan sandera Jepang Haruna Yukawa dan Kenji Goto sebelum mereka dibunuh.
(nvc/ita)