"Ancaman bom pertama kita temukan di wilayah Jaksel, di VOA, Kuningan. Pelaku ditangkap di Medan, dengan usia masih belum 18 tahun," ujar Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Unggung Cahyono kepada wartawan dalam pers rilis di Mapolda Metro Jaya, Jumat (27/2/2015).
Tak lama setelah kasus di Jakarta Selatan, kawasan Bekasi juga diguncang teror paket bom yang dilakukan oleh seorang pelaku dengan motif dendam kepada korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Unggung, bingkisan yang berbentuk sebuah kotak sepatu tersebut berisi bom rakitan yang pertama kali diserahkan ke seorang tukang parkir berinisial E. "Begitu diserahkan ke seorang anggota keluarga korban, dicek ternyata ada kabelnya. Korban langsung melaporkannya ke Polres Bekasi Kota," kata dia.
"Gegana langsung datang ke TKP, dilakukan identifikasi, dan betul dinyatakan bahwa itu bom. Maka sesuai SOP kita belum ambil risiko, jadi kita cerai beraikan paket bom ini. Hasilnya ini termasuk tipe switching anti buka berkekuatan low explosive," jelas Unggung.
Pelaku bom di Bekasi ini bukanlah terkait kasus terorisme. Dirinya sudah belajar mengenai bahan peledak sejak kecil awalnya untuk menangkap ikan. "Ini bukan masalah teroris, tetapi karena anaknya diperkosa oleh korban yang berinisial C," sambungnya.
Sementara untuk kasus paket bom di wilayah Depok, tepatnya di ITC Depok, barang bukti berupa paket bom low explosive sudah dibawa oleh tim Gegana.
"Sampai sekarang masih dilakukan penyelidikan untuk kasus bom di Depok ini," pungkasnya.
(rni/bar)