Banser NU: Jangan Intervensi Presiden Jokowi Soal Calon Kepala BIN

Banser NU: Jangan Intervensi Presiden Jokowi Soal Calon Kepala BIN

- detikNews
Kamis, 26 Feb 2015 22:08 WIB
Jakarta - GP Ansor dan Banser NU meminta semua pihak agar menghormati hak prerogatif presiden dalam memilih calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Mereka tidak perlu memberikan tekanan dengan membangun opini yang tendensius.

"Kami mengingatkan dengan penuh kesadaran akal budi dan hati nurani, bahwa masalah Kepala BIN itu hak prerogatif Presiden. Komnas HAM dan LSM enggak usah aneh-aneh menuding orang dengan kasus HAM," ujar Wakil Komandan Satuan Koordinasi Nasional (Wadansatkornas) Banser NU, Rahmat Hidayat dalam pernyataannya, Kamis (26/2/2015).

Rahmat menantang Komnas HAM atau LSM yang berupaya menghadang seseorang dalam bursa calon kepala BIN dengan isu HAM itu untuk bisa menunjukkan tudingannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tunjukkan fakta hukum yang inkracht atau tetap dan mengikat. Jangan ngarang yang tidak jelas. Itu fitnah namanya. Dan fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan," ujarnya.

Menurut dia, tantangan intelijen Indonesia pasca reformasi dan Arab Spring adalah menghadapi tantangan radikalisasi agama yang semakin massif masuk ke Indonesia dengan memanfaatkan isu kebebasan dan demokratisasi. Kondisi ini, membutuhkan sosok figur kuat yang mampu menggerakkan kekuatan muslim moderat di Indonesia tentang potensi dan ancaman NKRI.

"Kita butuh figur tokoh intelijen muslim yang mempunyai reputasi internasional, bisa menggalang potensi umat Islam dan bangsa Indonesia dalam melawan radikalisasi Islam di Indonesia. Tokoh yang mampu membangun dan membawa model Islam Nusantara sebagai alternatif budaya global," bebernya.

Menurut Rahmat, sosok tokoh NU As'ad Said Ali, yang pengalamannya di dunia intelijen sangat mumpuni serta jaringan Islam moderatnya sangat luas. Meski selama ini selalu disudutkan dengan opini tak jelas terkait kasus HAM, pihaknya yakin Presiden Jokowi dengan hak prerogatifnya akan mempertimbangkan sosok As'ad demi kemajuan intelijen Indonesia ke depan.

Sebelumnya Wakil Ketua PBNU yang juga Mantan Wakil Kepala BIN As'ad Said Ali menemui Presiden Jokowi di Istana Bogor. As'ad membantah dalam kesempatan itu juga membicarakan pencalonan dirinya sebagai Kepala BIN. Tapi, siapkah As'ad bila diminta Presiden Jokowi untuk jabatan itu?

"Kita serahin beliau saja ya. Kalau orang NU diberi amanah negara, wajib hukumnya. Tapi kalau minta ndak lah," jawab As'ad.

(mpr/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads