Said Aqil mengatakan, dalam perbincangan tersebut, Jokowi mengaku tidak masalah mendapat tekanan dari Perdana Menteri ataupun Presiden negara asal terpidana mati. Menurut Said, tekanan itu dilakukan untuk meningkatkan rating politik pemimpinnya.
"Nggak apa-apa, silahkan saja nekan-nekan. Kata beliau, di Australia dan Brasil, perdana menterinya, rating politiknya lagi down. Mengalami tekanan. Supaya dia bisa terdongkrak lagi makanya sikapnya keras," ujar Said Aqil di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (262/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahkan di Brasil, kata Presiden (Jokowi), di demo. Kalau masalah satu orang saja di hukum mati ribut kaya gitu. Padahal di sini, banyak orang miskin mati kelaparan," katanya. Said menegaskan, dirinya bersama NU mendukung langkah Presiden menerapkan hukuman mati.
"Kalau ini (narkoba) dibiarkan, korbannya justru ratusan juta orang, terutama kaum muda. Alquran sendiri menegaskan begitu. Barang siapa yang membikin, menghancurkan tatanan kehidupan di muka bumi ini, maka hukumnya harus dibunuh. Tidak layak diberi kesempatan hidup," tegas Said.
(jor/bar)