As'ad Ali Bahas Radikalisme dengan Presiden Jokowi, Siap Jadi Kepala BIN?

As'ad Ali Bahas Radikalisme dengan Presiden Jokowi, Siap Jadi Kepala BIN?

- detikNews
Kamis, 26 Feb 2015 13:27 WIB
Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) hari ini menemui Presiden Jokowi untuk membicarakan sejumlah hal, termasuk terorisme dan radikalisme. Wakil Ketua PBNU As'ad Said Ali menyatakan bahwa NU memiliki pandangan untuk menangkal radikalisme.

"Kalau di NU dia ada soft power kan, apa dari undang-undang, apa dari ekonomi, agama. Tak hanya represif tapi ya soft power yang dikedepankan," ujar As'ad di Istana Bogor, Jl H Juanda, Jawa Barat, Kamis (26/2/2015).

Sementara itu upaya untuk melakukan indoktrinasi dipandang sebagai cara kedua dalam menangkal radikalisme. Sementara untuk upaya deradikalisasi, itu juga perlu dengan mengedepankan upaya persuasif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau deradikalisasi kan istilah saja ya. Isinya kan dialog, ekonomi, menegakkan keadilan. Tapi tadi pembicaraan tak sampai segitu ya," kata As'ad.

Mantan Wakil Kepala BIN ini membantah pertemuan ini sekaligus membicarakan pencalonan dirinya sebagai Kepala BIN. Tapi, siapkah As'ad bila diminta Presiden Jokowi untuk jabatan itu?

"Kita serahin beliau saja ya. Kalau orang NU diberi amanah negara, wajib hukumnya. Tapi kalau minta ndak lah," jawab As'ad.

Sebelumnya As'ad juga sudah beberapa kali dipanggil ke istana. Namun belum ada konfirmasi resmi apakah benar dia yang akan ditunjuk sebagai kepala BIN.

(bpn/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads