"Sebanyak 29,4 persen perempuan Indonesia usia 19-55 tahun mengalami kegemukan (termasuk obes)," demikian siaran pers dari Humas IPB, Kamis (26/2/2015).
Riset penelitian ini dilakukan Rian Diana, Indah Yuliana, Ghaida Yasmin , dan Hardinsyah dari Departemen Gizi Masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Disampaikan dalam risetnya, sebagian besar subjek yang terkena obes adalah telah menikah, berpendidikan SMP ke bawah, memiliki pendapatan rumah tangga menengah ke atas, dan tinggal di perkotaan. Sebagian besar subjek juga bergaya hidup sedentary atau memiliki aktivitas fisik ringan," demikian penjelasan IPB.
Riset yang berjudul 'Faktor Risiko Kegemukan pada Wanita Dewasa Indonesia' ini, telah diterbitkan dalam Jurnal Gizi dan Pangan tahun 2013. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pendidikan merupakan faktor protektif terhadap kegemukan, karena subjek yang berpendidikan SMA ke atas berisiko 20 persen lebih rendah mengalami kegemukan dibandingkan subjek yang berpendidikan SMP ke bawah.
"Subjek yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan gizi yang lebih tinggi. Hal ini dimungkinkan karena subjek ini memiliki pengalaman dan akses informasi yang lebih banyak, sehingga dapat memiliki sikap dan praktik gizi yang lebih baik, khususnya dalam hal perilaku konsumsi pangan dan aktivitas fisik yang erat kaitannya dengan kegemukan," tulis Humas IPB.
Dalam penelitia itu disebutkan, tingkat pendidikan yang tinggi dapat menjadi faktor pencegah kegemukan. Oleh karena itu pendidikan gizi seimbang dan aktivitas fisik serta promosi kesehatan perlu dilakukan pemerintah bersama stakeholder secara berkesinambungan untuk mengurangi prevalensi kegemukan dan dampak buruknya terhadap kesehatan.
(ndr/mad)