Pantauan di lokasi, Kamis (26/2/2015), para pendemo yang datang dari berbagai daerah memenuhi Jalan Medan Merdeka Timur dari depan Stasiun Gambir hingga depan kantor KKP dan sekitarnya. Pendemo menyebar hingga ke taman yang berada di bawah jembatan kereta.
Akibatnya lalu lintas di lokasi macet total, jalanan di depan kantor Kemendag arah Stasiun Gambir tak dapat dilintasi karena dipenuhi oleh pendemo. Kendaraan yang terjebak pun akhirnya diperbolehkan putar balik di depan Markas Polisi Militer TNI AD untuk menghindari kerumunan massa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tertindas, kami lebih baik mati di sini. Ibu Menteri tolong perhatikan kami," ujar salah satu pendemo berorasi.
Masih belum jelas apa tuntutan dari para nelayan ini, namun Front Nelayan Bersatu diketahui menentang kebijakan Menteri KKP Susi Pudjiastuti yang menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) tentang larangan penggunaan cantrang, atau jenis trawl yang telah dimodifikasi untuk menangkap ikan. Menteri Susi sendiri belum tampak menemui para pendemo.
Terlihat dari atribut yang dikenakan, pendemo ini ada yang berasal dari Brebes, Cepu, Kendal, dan sebagainya. Rata-rata mereka mengenakan caping nelayan. Ada sekitar 50 anggota kepolisian yang berjaga dan mengatur lalu lintas untuk mengurai kemacetan yang terjadi.
Bagi pengendara yang datang dari arah Tugu Tani dan hendak menuju Stasiun Gambir, diimbau melalui Jalan Medan Merdeka Selatan lalu berputar di depan Kedubes Amerika Serikat. Selanjutnya pengendara dapat melalui Silang Timur Monas yang nantinya akan keluar di Jalan Medan Merdeka Timur setelah Stasiun Gambir. Aksi demo ini juga menyebabkan kepadatan hingga Kwitang.
(ear/vid)