"Kembali lagi kita sampaikan bahwa Indonesia melihat negara-negara yang memiliki bilateral dengan kita sebagai negara penting, negara sahabat," jelas juru bicara Kemlu, Arrmanatha Nasir.
Tata, demikian Arrmanatha kerap disapa, menyampaikan hal itu di acara 'Lokakarya Indian Ocean Rim Association (IORA)" di Kemlu, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Rabu (25/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Salah satu instruksi Presiden kemarin kan untuk tidak terus menerus memanaskan situasi ini. Kita lihat nanti. Kita nggak mau berspekulasi tentang apa yang kita lakukan ke depan," ujar Tata.
Sebelumnya Presiden Brasil Dilma Rousseff angkat bicara mengenai pembatalan pemberian credential letter pada Dubes RI untuk Brasil, Toto Riyanto.
"Apa yang kami lakukan adalah penundaan sebentar untuk penerimaan credential (letter), itu saja," jelas Roussef dikutip dari Wall Street Journal edisi 20 Februari 2014 lalu.
"Kami pikir penting di sini untuk menjadi satu evolusi dalam situasi bagi kami untuk mendapatkan kejelasan tentang hubungan dua negara," imbuhnya.
Wall Street Journal mengutip data pemerintah Brasil tentang perdagangan bilateral Brasil-Indonesia, yang mencapai US$ 4 miliar pada tahun 2014, sekitar kurang 1% dari total perdagangan internasional Brasil.
(nwk/mad)