Begal Motor Merajalela, Bagaimana dengan Pengamanan Polisi?

Begal Motor Merajalela, Bagaimana dengan Pengamanan Polisi?

- detikNews
Rabu, 25 Feb 2015 09:49 WIB
Jakarta - Aksi begal motor masih terjadi di berbagai wilayah di Ibukota Jakarta. Bahkan masyarakat juga telah mengambil tindakan 'main hakim sendiri' pada pelaku yang aksinya kepergok warga. Pelaku begal di Kemayoran, Jakarta Pusat diamuk warga hingga kakinya pincang. Sedangkan pelaku di Pondok Aren, Tangerang Selatan dibakar hidup-hidup hingga tewas.

Pengamat politik yang juga pernah menjadi staf ahli Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Hermawan Sulistyo saat dimintai pandangannya perihal bagaimana selama ini pengamanan yang telah diterapkan aparat polisi mengatakan, permasalahanan ini tak bisa ditimpakan pada sistim pengamanan polisi semata.

"Pengamanan itu tergantung pada kondisi masyarakat. Kalau masyarakat miskin tak bisa makan, dia jadi ngerampok. Atau pengaman maksimal tapi masyarakatnya keras, tetap aja begal," kata Hermawan saat berbincang dengan detikcom, Selasa (24/2/2015) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Hermawan, pengamanan di masing-masing daerah tak bisa dipukul rata. Sebab ada daerah yang personel Polresnya hanya 1200 tapi bertugas mengamankan wilayah yang lebih luas dibanding daerah lainnnya.

"Tapi tak bisa dipungkiri bahwa ada kawasan yang Kapolresnya itu brengsek, tukang tidur saja. Kita punya hampir 500 Kapolres seluruh Indonesia, yang tak mampu ya banyak juga. Masih ada juga kemampuan lapanganya yang kurang," ujar Hermawan.

"Memang ada daerah-daerah yang polisinya cuek bebek, tapi ada juga yang sudah kerja keras tapi memang nggak memungkinkan, karena masalah personel terbatas, wilayah luas, operasional seperti bensin hanya bisa menjangkau 50 km sudah habis bensinnya," tambahnya.

Hermawan mengatakan, polisi tak bisa kerja sendiri untuk menciptakan situasi aman dan kondusif. Tapi juga harus mengandalkan peran masyarakat itu sendiri.

"Sekarang siskamling praktis nggak ada. Terus ada daerah-daerah yang seperti Depok, itu jalan raya yang kita bilang jalan baru itu Jalan Juanda, itu nggak ada lampunya dari ujung ke ujung, kalau malam ya empuk betul bagi penjahat," keluhnya.

(idh/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads