Menurut Ketua Panitia Pameran Leli Hernawati, pihaknya ingin memfasilitasi para penggemar batu akik di Indonesia khususnya di Kota Bandung.
"RRI sebagai rumah rakyat Indonesia, ingin bisa memfasilitasi semua komunitas yang sedang berkembang di masyarakat," ujar Leli kepada wartawan, Selasa (24/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"KIta ingin memfasilitasi masyarakat pecinta batu, sehingga kami mendatangkan perajin dan pedagang dari luar kota juga," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Jabar Feri Sofyan berharap batu akik ini bisa berkembang ke jenis aksesori lainnya. Dengan dikembangkannya jenis perhiasan batu akik, maka fenomena batu akik akan lebih lama bertahan.
"Jadi kalau dikembangkan bisa menjadi alternatif untuk mereka yang tidak bisa menggunakan cincin. Bisa saja menjadi bentuk liontin, gesper, bros dan aksesori perempuan lainnya," ucapnya.
Menurut Feri, potensi batu mulia di Jabar juga cukup banyak, terutama di kawasan Jabar Selatan seperti Sukabumi, Cianjur, Garut dan Tasik. Jenis-jenis batunya juga beragam,seperti Pancawarna, Lavender, Jasper Merah,dan lain-lain.
"Ada juga beberapa batu yang menimbulkan efek gambar dan itu bergantung bagaimana cara menggosoknya," tambahnya.
Sayangnya, lanjut Feri, pihaknya tidak tahu persis berapa pertumbuhan ekonomi di Jabar dengan adanya fenomena ini. Karena tidak semua perajin dan penjual melaporkan kegiatan usahanya.
"Yang perusahaan besar saja tidak melaporkan apalagi yang kecil-kecil," tandasnya.
Pantauan detikcom, hari pertama pembukaan Festival Batu Mulia ini sudah dipadati pengunjung, yang datang memenuhi halaman RRI. Rata-rata yang datang adalah pria dewasa penggila batu akik.
(avi/ndr)