Menurut Direktur Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan Kemenkum HAM, Nugroho, ada 702 warga binaan dari 464 rutan atau lapas yang ada di Indonesia. Data tersebut mulai dari Januari-September 2014.
"TB dan HIV merupakan bagian dari 10 penyakit terbanyak berdasarkan kunjungan di poliklinik. Hingga 2014 telah ditemukan 31 kasus TB resisten obat," ujar Nugroho dalam workshop media 'Temukan dan Obati TB Sampai Sembuh' di Rutan Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (24/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada 2014 ada 20 orang suspect TB dan 117 HIV. Total yang meninggal 42 orang, disebabkan karena TB 17 persen," jelas Karutan LP Cipinang Asep Supandar pada kesempatan yang sama.
Kemenkum HAM dan Kemenkes pun menjalin kerjasama dengan melakukan program DOTS (direcly observe treatment short) atau pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung untuk menangani penyakit TB. Dengan DOTS ini, pasien tidak perlu keluar dari rutan. Dahak pasien di rutan akan dibawa ke puskesmas atau RSU dan obat akan dikirimkan ke rutan. Penanganan lainnya akan dilakukan petugas kesehatan di rutan.
DOTS ini terdiri dari 5 komponen utama. Pertama komitmen politis, Kedua pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya. Ketiga pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan. Keempat jaminan ketersediaan obat anti TB (OAT) yang bermutu, serta yang terakhir yakni sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan.
Untuk mendukung program DOTS, rutan Cipinang pun melakukan inovasi dengan menarik kader-kader kesehatan dari narapidana atau warga binaan itu sendiri. Kader kesehatan yang disebut SOS Ruci (safe and soul Rutan Cipinang) dibentuk untuk membantu petugas kesehatan.
"Antara petugas kesehatan dan warga binaan sangat jomplang. Perbandingannya 1 petugas kesehatan banding 200 warga binaan. Itu jadi beban, makanya kami lakukan inovasi. Saat ini ada 33 SOS Ruci. Kita rekrut, latih, kita jadikan perpanjangan tangan kami. Ini jadi kekuatan kami," kata Koordinator Poliklinik Rutan Cipinang dr. Julius Sumarli yang juga hadir dalam workshop.
Tugas dari SOS Ruci adalah melaporkan dan menemukan pasien-pasien TB yang ada di dalam rutan. Mereka juga membantu pelayanan kesehatan bagi para pasien.
"Mereka perpanjangan tangan kami. Harapannya adalah supaya kami bisa membantu dan memberikan pelayanan yang baik bagi warga binaan. Mereka yang bisa menjadi SOS Ruci yakni memiliki vonis 2-4 tahun," tutur Julius.
Peningkatan pelayanan kesehatan Rutan Cipinang pun terbukti dengan berkurangnya pasien-pasien TB. Dari tahun 2013 ditemukan 49 kasus, di tahun 2014 menurun hanya tinggal 20 pasien. Hari ini hanya tinggal 18 pasien. Rutan Cipinang pun mendapat penghargaan dari Walikota Jakarta Timur dalam upaya pencegahan dan pengendalian TB di Jaktim tahun 2014.
"Menurut saya Rutan Cipunang memang pantas memang dapat penghargaan karena memang berhasil. Mereka bagus sekali dalam menangani TB," ucap Nugroho.
(ear/nik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini