Protes salah satunya datang dari pemerintah Brasil dengan menolak penyerahan surat kepercayaan diplomatik Dubes RI di Brasil Toto Riyanto. Mendapat perlakukan tak pantas itu, Indonesia menarik kembali Toto Riyanto.
Pemerintah Indonesia juga akan mengevaluasi pembelian alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dari Brasil. Wakil Ketua Komisi I DPR RI yang membidangi pertahanan Tantowi Yahya mendukung rencana menghentikan pembelian alutsista dari Brasil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tantowi menuturkan bahwa selama ini pembelian alutsista ke Brasil sudah menjadi rutinitas bagi Indonesia. Apabila pembelian saat ini sudah selesai, maka ia meminta agar tidak perlu dilanjutkan. Menurut Tantowi, justru Brasil yang akan rugi.
"Indonesia sangat strategis, anggaran pertahanan selalu meningkat. Kita bebas, tidak bergantung dengan suatu negara dan mereka tentu lihat itu," ucap politikus Golkar ini.
Insiden dengan pemerintahan Brasil ini memang dipicu oleh eksekusi mati kepada warga negara tersebut. Tantowi menuturkan saat dia dan rombongan parlemen berkunjung ke Brasil pada 2013, usaha me-lobby itu juga sudah dilakukan tapi saat itu pemerintah juga tidak menggubris, sama seperti sekarang.
Bila pembelian alutsista ke Brasil dihentikan, pemerintah Indonesia tak perlu khawatir. Tantowi menilai banyak negara lain bisa jadi gantinya.
"Bisa beli ke negara-negara pecahan Uni Soviet. Ke Ukraina, Belarus, Rusia, Polandia, Tiongkok," ucap mantan penyanyi country ini.
(imk/erd)