Soal Tradisi Ketum 1 Periode, Kubu Hatta: Lihat Fakta Perolehan Suara

Jelang Kongres PAN

Soal Tradisi Ketum 1 Periode, Kubu Hatta: Lihat Fakta Perolehan Suara

- detikNews
Selasa, 24 Feb 2015 11:10 WIB
Jakarta - Perang statemen antara dua kubu yang akan bertarung di Kongres IV PAN pada 28 Februari di Bali semakin seru. Kubu Zulkifili Hasan berulang kali menyuarakan sindiran tradisi Ketum PAN hanya satu periode. Kubu Hatta Rajasa menjawab sindiran itu.

"Saya pernah menyampaikan analisis perolehan suara, dari 1999, 2004, 2009, itu trennya turun semua. Baru di 2014, suara naik, baik dari perolehan suara, presentase. Jadi kalau mau dilihat secara logika obyektif, tradisi tersebut menghasilkan suara yang menurun," kata Waketum PAN Dradjad Wibowo, Selasa (24/2/2015).

Dradjad menyebut pengurus DPP PAN saat ini sebagai The Winning Team. Dia ingin The Winning Team ini tak berubah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau di sepak bola kan ada don't change the winning team, jadi PAN tahun 2014 ini adalah the winning team, yang dipimpin oleh Hatta Rajasa," ulas pria yang juga dikenal sebagai pakar ekonomi itu.

Dradjad memang pernah mengumbar data perolehan suara PAN sepanjang mengikuti gelaran pemilu. Selain yang paling tinggi saat dipimpin Hatta, Dradjad juga menyebut perolehan suara PAN paling rendah saat Zulkifli menjadi sekjen.

Berikut data perolehan suara PAN dari pemilu ke pemilu:

Pemilu 1999: 7.528.956 (7,12%)
Pemilu 2004: 7.303.324 (6.44%)
Pemilu 2009: 6.254.580 (6.01%)
Pemilu 2014: 9.481.621 (7.59%)

Untuk mengcounter isu perolehan suara PAN ini, Zulkifli yang didukung Ketua MPP PAN Amien Rais terus menyuarakan keinginan Sang Mahaguru agar ketum PAN hanya dijabat selama satu periode. Tradisi ketum satu periode ini disuarakan untuk menyindir Hatta yang ingin kembali maju menjadi ketum PAN.

"Ya kalau Pak Amien bukan soal dukung mendukung. Pak Amien ingin tradisi bagus. Ketum harus sekali," ujar Zulkifli, Senin (23/2) kemarin.

(trq/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads