Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi berkata, kondisi cuaca yang tidak bersabahat kerap menghambat jalannya proses evakuasi seperti dalam kasus tragedi jatuhnya AirAsia QZ8501. TNI AL pun kini telah menyiapkan peralatan canggih.
"Dari pelaksanaan kemarin beberapa kecelakaan di laut akan bervariasi kondisi dan penyebabnya. Jadi kondisi-kondisi dilapangan akan kita evaluasi dan ke depan ada sepadanan dengan teknologi yang akan kita gunakan," Ade usai memberikan penghargaan kepada tim SAR di lapangan Komando Armada RI Kawasan Barat, di jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Selasa (24/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam waktu dekat kita akan ada kapal Hidrografi memiliki yang namanya Unmaned Underwater Vehicle, kendaraan bawah air dengan kamera, sehingga dapat mencari pada kondisi kedalaman seperti kemarin (jatuhnya AirAsia QZ8501)," ungkapnya.
Selain itu, pihak TNI AL juga akan menyiapkan alat-alat untuk dapat mendeteksi metal-metal di bawah air. Dengan kondisi laut yang keruh dan arus yang kuat, Ade menilai TNI AL memerlukan alat yang memadai dan diharapkan penyelam dapat menyelam lebih lama lagi saat didalam air.
"Kemarin sampai ada prajurit Angkatan Laut yang sampai kapasitas udaranya 0, itu sudah sangat fatal, tapi dia di dalam air pintar, dia sama temannya gantian, ini kondisi tidak dikehendaki," terang Ade.
"Tapi untuk mengevakuasi korban yang ada sehingga mereka berbuat sesuatu diluar kemampuan manusia. Kalau terlambat bisa jadi jenazah juga," sambungnya.
(tfn/bar)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini