Salah seorang petugas damkar dari Sudin Damkar Jakarta Pusat, Muhammad Yusuf menceritakan pengalamannya saat memadamkan api di Gang D, Karanganyar, Sawah Besar. Yusuf mengaku hampir tertimpa bangunan karena kecerobohan warga.
Warga yang tak tahu teknik memadamkan api, memaksa ikut menarik selang bersama dirinya. Warga tersebut menyemprotkan air yang tekanannya sangat kuat itu ke tembok rumah yang terbakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beruntung keduanya berhasil menyelamatkan diri. Pria yang akrab disapa Ucup ini kemudian berganti posisi dengan temannya.
"Mata saya debu semua, nggak kelihatan lagi tadi. Saya mundur dulu gantian sama teman," ujar Ucup.
Banyaknya warga yang berusaha ikut memadamkan api, menurut Ucup tidak terlalu memberikan manfaat. Mereka justru mempersulit upaya pemadaman.
"Ya karena mereka nggak tahu tekniknya. Seperti nyemprot tembok, itu nggak boleh. Kalau dalam kondisi kebakaran, bahkan pegangan tembok saja tidak dianjurkan. Karena rapuh dan bisa roboh kapan saja," urainya.
Kemudian, menurut Ucup, saat petugas mondar mandir dari titik api ke titik lokasi aman juga merupakan salah satu teknik bekerja. Mereka menghindar dari api, semata-mata untuk mengambil nafas.
"Asap kebakaran itu musuhnya pemadam. Kalau udah penuh asap begitu, paru-paru sesak. Petugas mundur untuk ambil nafas segar, lalu balik lagi ke depan, padamin api lagi," katanya sambil menyelonjorkan kaki.
Yusuf mengaku telah terbiasa menghadapi warga yang panik karena rumahnya terbakar. Ia pun memaklumi hal itu. Namun alangkah baiknya jika para warga tidak memaksakan diri bergerak masing-masing.
Sementara itu saat ini pihak pemadam kebakaran masih berupaya melakukan pendinginan di Gang D. 4 Unit mobil pemadam masih menyemprotkan air ke daerah yang masih tampak mengepulkan asap.
Para warga mengungsi di bawah fly over. Berbagai bantuan dari Dinsos masih terus disalurkan bagi para korban.
(kff/mpr)