Kapal Feri Tenggelam di Bangladesh, 66 Orang Tewas

Kapal Feri Tenggelam di Bangladesh, 66 Orang Tewas

- detikNews
Senin, 23 Feb 2015 10:13 WIB
Ilustrasi (AFP)
Dhaka - Sebuah kapal feri di Bangladesh tenggelam setelah bertabrakan dengan kapal pukat ikan. Sedikitnya 66 orang dipastikan tewas dalam insiden ini.

Petugas kepolisian setempat, Harun-ur Rashid menuturkan kepada Reuters, Senin (23/2/2015), kapal feri ini membawa lebih dari 150 penumpang saat kejadian pada Minggu (22/2) waktu setempat.

Tim penyelamat, menurut Rashid, berhasil menyelamatkan sedikitnya 50 penumpang. Namun hingga kini, tim penyelamat masih berusaha mencari korban yang masih hilang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga Bangladesh cukup sering menggunakan transportasi air. Namun standar keamanannya sangat buruk, sehingga cukup sering dilanda kecelakaan kapal yang memakan banyak korban jiwa.

Rashid menyebutkan, 66 jasad korban sudah berhasil dievakuasi dari Sungai Padma. Sebagian besar jasad yang dievakuasi merupakan wanita dan anak-anak.

Kepolisian setempat, menurut Rashid, telah menyita kapal pukat ikan yang bertabrakan dengan kapal feri ini dan menangkap kapten kapal tersebut beserta dua anak buahnya.

"Kapal feri telah ditemukan ... dan terdapat 23 jasad di dalamnya," sebut Rashid.

"Kemungkinan masih ada jasad lainnya yang terjebak di dalam kapal feri dan pencarian terus dilanjutkan," imbuhnya.

Sebanyak 43 jasad korban lainnya berhasil dievakuasi dari sungai pada Minggu (22/2).

Tim penyelamat gabungan dari Otoritas Transportasi Air Bangladesh dan Palang Merah setempat masih melakukan pencarian. Kapal ini tengah berlayar dari Daulatdia, Rajbari ke Paturia.

Menteri Perkapalan, Shajahan Khan menuturkan kepada wartawan setempat, penyelidikan atas insiden ini telah dimulai. Insiden serupa terjadi pada 13 Februari lalu dan menewaskan 7 orang.


(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads