Solusi Ala Komjen Badrodin Selesaikan Konflik KPK-Polri

Solusi Ala Komjen Badrodin Selesaikan Konflik KPK-Polri

- detikNews
Senin, 23 Feb 2015 07:32 WIB
Solusi Ala Komjen Badrodin Selesaikan Konflik KPK-Polri
Jakarta - Wakapolri sekaligus calon tunggal Kapolri Komjen Badrodin Haiti langsung mengambil langkah untuk menyelesaikan konflik KPK-Polri yang berjalan selama kurang lebih satu bulan. Apa saja langkah-langkah dia?

Babak baru dalam konflik KPK-Polri ini ditandai dengan sikap Presiden Joko Widodo terkait situasi tak kondusif itu. Sang kepala negara menginstruksikan sejumlah hal, mulai dari pembatalan pelantikan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri sampai memasukkan tiga plt pimpinan untuk memperkuat KPK.

Sebagai imbas dari dibatalkannya pelantikan BG, Presiden Jokowi memilih Badrodin sebagai calon tunggal Kapolri. Mantan Kabaharkam Polri ini lantas menyampaikan poin-poin solusinya untuk menyelesaikan konflik KPK dengan Polri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut tiga solusi dari Badrodin itu:



1. Perbaiki Komunikasi

Hal pertama, Badrodin menilai persoalan KPK dan Polri bermula dari komunikasi yang salah antara kedua lembaga. Menurutnya, proses komunikasi dilandasi rasa saling curiga.

"Yang perlu diperbaiki dari hubungan Polri dan KPK masalah komunikasi. Polri dan KPK sebenarnya sudah ada MoU. Tapi komunikasinya itu masih diwarnai adanya kecurigaan. Ini yang tidak perlu, ini tidak boleh, ini harus dihilangkan," kata Badrodin, Jumat (20/2/2015).

Komjen BH menggelar jumpa pers bersama Plt Ketua KPK Taufiequrachman Ruki, Adnan Pandu Pradja, Zulkarnain, Johan Budi SP, dan Indrayanto Senoadji. Kabareskrim Komjen Budi Waseso juga ikut dalam jumpa pers.

Menurut Komjen BH, untuk mengurangi masalah, maka kedua lembaga harus melakukan perbaikan pola komunikasi. Komjen BH ingin KPK dan Polri lebih banyak duduk bersama.

"Kalau memang ada permasalahan, mari kita bicarakan bersama. Bukan langsung melakukan tindakan," ujar pria yang masih menjabat Wakapolri ini.

1. Perbaiki Komunikasi

Hal pertama, Badrodin menilai persoalan KPK dan Polri bermula dari komunikasi yang salah antara kedua lembaga. Menurutnya, proses komunikasi dilandasi rasa saling curiga.

"Yang perlu diperbaiki dari hubungan Polri dan KPK masalah komunikasi. Polri dan KPK sebenarnya sudah ada MoU. Tapi komunikasinya itu masih diwarnai adanya kecurigaan. Ini yang tidak perlu, ini tidak boleh, ini harus dihilangkan," kata Badrodin, Jumat (20/2/2015).

Komjen BH menggelar jumpa pers bersama Plt Ketua KPK Taufiequrachman Ruki, Adnan Pandu Pradja, Zulkarnain, Johan Budi SP, dan Indrayanto Senoadji. Kabareskrim Komjen Budi Waseso juga ikut dalam jumpa pers.

Menurut Komjen BH, untuk mengurangi masalah, maka kedua lembaga harus melakukan perbaikan pola komunikasi. Komjen BH ingin KPK dan Polri lebih banyak duduk bersama.

"Kalau memang ada permasalahan, mari kita bicarakan bersama. Bukan langsung melakukan tindakan," ujar pria yang masih menjabat Wakapolri ini.

2. Siap Kirim Penyidik

Poin kedua, Badrodin siap untuk merespon permintaan KPK yang membutuhkan tambahan penyidik. Tak tanggung-tanggung dia siap mengirimkan 50 penyidik sekaligus.

"Kita harus tingkatkan hubungan kerjasama antara Polri dan KPK. Tadi Pak Ruki minta tambahan penyidik, saya bilang berapa maunya kita penuhi. Jadi saling menguatkan," ujar Badrodin masih di kesempatan pada hari Jumat pekan lalu.

2. Siap Kirim Penyidik

Poin kedua, Badrodin siap untuk merespon permintaan KPK yang membutuhkan tambahan penyidik. Tak tanggung-tanggung dia siap mengirimkan 50 penyidik sekaligus.

"Kita harus tingkatkan hubungan kerjasama antara Polri dan KPK. Tadi Pak Ruki minta tambahan penyidik, saya bilang berapa maunya kita penuhi. Jadi saling menguatkan," ujar Badrodin masih di kesempatan pada hari Jumat pekan lalu.

3. Ajak KPK Cegah Korupsi di Polisi

Hal ketiga yang menjadi solusi Badrodin adalah soal korupsi. Namun bukan pada penanganan kasus rasuah -- yang memicu konflik KPK dan Polri -- Mereka tidak hanya di sentro Nusantara, tapi dari sejumlah luar negeri juga datang.melainkan pada kerjasama di sektor pencegahan. Dia membuka diri untuk KPK masuk melakukan pencegahan korupsi di internal kepolisian.

"Saya ajak Pak Pandu (pimpinan KPK Adnan Pandu Praja-red), ayo Pak… Tidak harus dengan penegakan hukum, tetapi konsentrasi kita pencegahan itu lebih baik. Silakan ini ada penerimaan Akpol yang katanya kalau masuk bayar, silakan Bapak ikut prosesnya. Dan itu sudah dilakukan, Bapak yang ngomong ke publik (hasilnya), jangan saya yang omong ke publik. Di bidang lain juga saya harapkan seperti itu," papar Badrodin.

Hal itu diungkapkan Badrodin di sela-sela sambutannya dalam acara silaturahmi bersama Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni) dan alumni kampus lainnya di Ruang Rapat Utama Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jaksel, Minggu (22/2/2015).

Menurut Badrodin, masukan masyarakat yang mengkritisi institusi Polri dapat memperbaiki citra Polri ke depan. Dia menyadari, polisi tanpa dukungan masyarakat tidak akan ada artinya.

"Karena polisi yang berhasil itu adalah polisi yang dapat dukungan dan kepercayaan dari masyarakat, itu tidak bisa kita pungkiri," imbuh calon tunggal Kapolri ini.

3. Ajak KPK Cegah Korupsi di Polisi

Hal ketiga yang menjadi solusi Badrodin adalah soal korupsi. Namun bukan pada penanganan kasus rasuah -- yang memicu konflik KPK dan Polri -- Mereka tidak hanya di sentro Nusantara, tapi dari sejumlah luar negeri juga datang.melainkan pada kerjasama di sektor pencegahan. Dia membuka diri untuk KPK masuk melakukan pencegahan korupsi di internal kepolisian.

"Saya ajak Pak Pandu (pimpinan KPK Adnan Pandu Praja-red), ayo Pak… Tidak harus dengan penegakan hukum, tetapi konsentrasi kita pencegahan itu lebih baik. Silakan ini ada penerimaan Akpol yang katanya kalau masuk bayar, silakan Bapak ikut prosesnya. Dan itu sudah dilakukan, Bapak yang ngomong ke publik (hasilnya), jangan saya yang omong ke publik. Di bidang lain juga saya harapkan seperti itu," papar Badrodin.

Hal itu diungkapkan Badrodin di sela-sela sambutannya dalam acara silaturahmi bersama Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni) dan alumni kampus lainnya di Ruang Rapat Utama Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jaksel, Minggu (22/2/2015).

Menurut Badrodin, masukan masyarakat yang mengkritisi institusi Polri dapat memperbaiki citra Polri ke depan. Dia menyadari, polisi tanpa dukungan masyarakat tidak akan ada artinya.

"Karena polisi yang berhasil itu adalah polisi yang dapat dukungan dan kepercayaan dari masyarakat, itu tidak bisa kita pungkiri," imbuh calon tunggal Kapolri ini.
Halaman 2 dari 8
(fjp/dha)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads