Dalam pernyataan seperti dilansir Wall Street Journal dan AFP, Sabtu (21/2/2015), kantor presiden Rousseff membantah bahwa hal ini merupakan balasan atas eksekusi mati terpidana narkoba asal Brasil, Marco Archer Cardoso Moreira beberapa waktu lalu.
"Kami pikir penting akan adanya sebuah evolusi dalam situasi ini, demi memperjelas hubungan Brasil dengan Indonesia," ujar Presiden Rousseff dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Presiden Rousseff tidak menyebut lebih lanjut hingga kapan penundaan dilakukan.
Dalam acara resmi di Istana Kepresidenan Brasil, pada Jumat (20/2) waktu setempat, Presiden Rousseff hanya menerima surat mandat dari Duta Besar El-Salvador, Panama, Venezuela, Senegal dan Yunani. Duta Besar Indonesia untuk Brasil Toto Riyanto yang juga diundang, tidak terlihat dalam acara tersebut.
Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam pernyataannya menyebut Dubes Toto Riyanto sebenarnya sudah hadir di Istana Kepresidenan Brasil, namun tanpa diduga, pemerintah Brasil secara sepihak membatalkan penerimaan surat mandat tanpa alasan yang jelas.
Pemerintah Indonesia tak terima dengan sikap sepihak pemerintah Brasil ini dan memutuskan untuk menarik pulang Dubes Toto Riyanto. Tidak hanya itu, Indonesia juga mengirimkan nota protes atas tindakan pemerintah Brasil yang dianggap telah melanggar etika diplomatik antar negara.
(nvc/gah)