Anggota Tim 9 Pertanyakan Proses Seleksi Komjen BG yang Mulus di DPR

Anggota Tim 9 Pertanyakan Proses Seleksi Komjen BG yang Mulus di DPR

- detikNews
Sabtu, 21 Feb 2015 12:36 WIB
Diskusi Polemik (Tiara/ detikcom)
Jakarta - Saat Presiden Joko Widodo mengajukan nama Komjen Budi Gunawan sebagai calon Kapolri, Komisi III DPR mati-matian mendukung walau BG berstatus tersangka. Anggota Tim 9 Imam Prasodjo pun mempertanyakan proses seleksi di DPR itu.

"DPR kan sangat detail prosedur. Pemberhentian Sutarman, pengangkatan BG prosedurnya bagaimana. Mungkin Presiden terperanjat. Dalam waktu 3 hari kok lancar, jangan-jangan ini jebakan batman," kata Imam dalam Talkshow Polemik 'Babak Baru KPK-Polri' yang digelar Sindo Trijaya di Warung Daun, Jl Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/2/2015).

Dalam talkshow ini, hadir pula anggota Komisi III Bambang Soesatyo. Imam pun lagi-lagi menyindir para anggota komisi hukum ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang tidak relevan ditanya, ini kok pas Pak Budi Gunawan mulus," sindirnya.

Dalam tanggapannya, Bambang berkelit bahwa DPR hanya alat yang menjalankan surat dari presiden. Dia balik menuding Jokowi mendapat desakan-desakan dari para pengusungnya sehingga mengajukan nama Budi Gunawan.

"Kami hanya jadi alat. Presiden sebenarnya tidak menghendaki, tapi karena ada desakan pendukung, jadi harus akomodir calon tunggal yaitu Komjen Budi Gunawan," ujar politikus Golkar ini.

Sekarang, Jokowi sudah membatalkan pelantikan Komjen Budi dan mengajukan calon baru yaitu Komjen Badrodin Haiti. DPR yang belum mengambil sikap bulat soal pengajuan nama baru ini, menurut Imam, karena masih melakukan berbagai upaya negosiasi.

"Bisa digoreng, tergantung nego. Bambang Soesatyo belum bisa jawab karena belum nego. Sekarang PDIP, PKS menolak, yang lain melemah," ungkap sosiolog ternama ini.

"Tergantung wani piro," sambung Imam.

Namun, Bambang pun dengan cepat menampiknya.

"Tidak bisa kalau urusan negara," tegasnya.


(imk/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads