Kekecewaan PDIP langsung diungkapkan oleh Ketua DPP bidang Hukum PDIP Trimedya Panjaitan tak lama setelah Jokowi mengumumkan Rabu (18/2). Malam harinya Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri langsung mengumpulkan petugas partainya di kediaman Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
Rupanya pertemuan itu membahas tentang sikap yang diambil Presiden Jokowi. Suara kecewa PDIP kembali disampaikan oleh Wasekjen Ahmad Basarah yang juga dikenal sebagai elite ring 1 Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sikap PDIP yang dikomandani Ketum Megawati ini berbeda dengan sikap parpol anggota KIH lainnya, terutama Partai NasDem. Ketum Partai NasDem Surya Paloh yang awalnya mendukung pelantikan Komjen Budi Gunawan jadi Kapolri berbalik arah mendukung langkah Presiden Jokowi.
Konon kepada elite NasDem, Surya Paloh menegaskan sikap NasDem akan selalu berada di belakang pemerintahan Jokowi-JK. Benar saja, hal itu tercermin dari pernyataan Sekjen Partai NasDem Patrice Rio Capella.
"Pak Surya Paloh mendukung dong, kita mendukung apapun keputusan Pak Presiden," kata Sekjen Partai NasDem Patrice Rio Capella, kepada detikcom, Jumat (20/2/2015).
Sikap Surya Paloh ini menunjukkan penghormatan politikus senior terhadap hak prerogatif Presiden. Namun tak ada yang tahu apa ujung perbedaan pendapat di KIH ini, tak ada yang tahu apakah PDIP benar-benar tak akan melindungi Jokowi di DPR seperti yang diucapkan Basarah.
Namun yang jelas perbedaan pandangan di KIH ini tercium oleh elite KMP. Namun Koalisi Merah Putih yang dedengkotnya seperti Ketum Gerindra Prabowo Subianto sudah menyatakan dukungan ke pemerintah Jokowi tidak akan ikut campur.
"Ini masalah KIH, Surya Paloh setuju Badrodin tapi Mega masih belum mau. Dealnya Komjen Budi Gunawan mau dipasang jadi Wakapolri, tapi Mega juga nggak mau. Jadi kita nggak ikut-ikut deh, nonton saja. Kita sudah sangat baik hati, masa kita juga disuruh menyelesaikan masalah mereka," kata sumber yang juga salah satu unsur pimpinan di DPR.
(van/nrl)