"Mereka nggak responsif dan kooperatif. PT AP II dan Otban Kemenhub untuk koordinasi sama manajemen Lion susah sekali hingga akhirnya hanya ditemui Corsec (Corporate Secretary) Lion," jelas staf khusus Menhub, Hadi M Djuraid.
Hadi mengatakan hal itu saat diwawancara wartawan usai salat Jumat di Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (8/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalau Kemenhub dan PT AP II saja susah menemui manajemen, bagaimana penumpang? "Hahahaha...," respons Hadi yang hanya tertawa.
Dia juga mengeluhkan bahwa Lion Air malah melakukan maintenance 6 pesawatnya saat musim puncak, yakni libur Imlek.
"Tapi mereka seharusnya tahu saat peak session. Kok tanggal itu ada maintenance 6 pesawat? Ke depan kita wajibkan, LCC harus punya pesawat cadangan. Misal dia punya 40 pesawat, berapa persen harus ada cadangan," jelas dia.
Hadi juga ditanya mengapa PT AP II yang malah menalangi refund, dia hanya menjawab, "Dalam situasi darurat boleh, yang penting masalah teratasi. Memang ada yang belum dapat kompensasi."
Keterangan Hadi mengenai kurang responsif dan kooperatifnya manajemen Lion Air sejalan dengan Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub JA Barata. Barata mengatakan sejak pagi, pihak Lion Air ditunggu rapat dengan Otoritas Bandara Soekarno-Hatta dan PT AP II sejak pukul 09.00 WIB namun tak kunjung datang.
"Rapatnya ditunggu dari pukul 09.00 WIB tapi Lion Air nggak datang-datang," jelas Barata saat dihubungi detikcom pukul 13.00 WIB.
Barata yang kini sedang berada di Terminal 3, masih menunggu perwakilan pihak Lion Air. Namun karena tak kunjung datang, akhirnya Kemenhub dan PT AP II memutuskan turun tangan dan langsung beraksi menangani krisis.
"Harusnya rapat di Terminal 3, terus tapi kita langsung action, kita adakan pemberian dana talangan. Ya, yang menalangi otoritas bandara dan Angkasa Pura II," jelas Barata.
(nwk/nrl)