Demikian disampaikan kelompok HAM Kamerun, REDHAC seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (20/2/2015).
"Kita tak bisa, atas nama perang melawan Boko Haram, yang memang sudah sulit, membiarkan orang-orang sangat ketakutan dan diteror oleh mereka yang seharusnya melindungi," ujar kepala REDHAC, Maximilienne Ngo Mbe.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok radikal tersebut telah memperluas pemberontakan mereka hingga negara-negara tetangga Nigeria, yakni Niger, Chad dan Kamerun. Hal ini memicu operasi regional yang dilancarkan untuk memberantas Boko Haram.
Disampaikan Ngo Mbe, total sekitar 50 orang telah tewas kehabisan nafas saat dikurung di sebuah sel, setelah ditangkap untuk diinterogasi. Mereka berasal dari dua desa di wilayah Kamerun utara.
Menurut Ngo Mbe, para korban tersebut telah dikubur dalam pemakaman massal di areal semak belukar. Namun dia tidak memberikan keterangan lebih rinci.
Atas hal ini, juru bicara militer Kamerun menolak berkomentar. "Kami tak ada komen untuk itu. NGO punya peran sendiri. Kami tak ada yang ingin disampaikan," tuturnya.
Sebelumnya, perwira militer Kamerun menyatakan, lebih dari 1.000 tersangka militan Boko Haram telah ditahan di penjara di Maroua.
(ita/ita)