"Saya tidak mau mengklaim mengalir saja. Yang penting gagasan saya ingin membangun tradisi baru parpol di Tanah Air jangan seperti sekarang," ujar Zulkifli di kediaman Gubernur Maluku Said Assegaf, Kota Ambon, Maluku, Jumat (20/2/2015).
"Parpol kan pilar demokrasi tapi internal parpol sendiri nggak demokratis. Ambil keputusan harus ada ketum, jadi capres atau cawapres harus ketum. Kita akan jadikan tradisi baru ketum tidak segala-galanya," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harus ada otonomisasi jadi mau mengusung bupati dan lain-lain tidak perlu ke Jakarta lagi atau DPP, jadi cukup daerah saja. Harus disentralisasi," kata Zulkifli.
"Parpol harus memberi contoh. Ngomongnya desentralisasi tapi tidak (dalam internalnya). Ketum bukan segala-galanya," sambung Ketua MPR tersebut.
Dia juga menggagas akan membentuk konvensi dalam pemilihan ketua umum nantinya. Menurutnya, peremajaan dalam tubuh partai sangat perlu sehingga dapat membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin maju menjadi orang nomor satu dalam partai.
"Ketum tidak segala-galanya. Kalau Allah meridhoi saya ingin pilpres dibuka konvensi yang luas. Politik dibentuk untuk jangka panjang. Menyerap aspirasi publik rakyat. Kita beri kesempatan rakyat pilih yg mana. Kita nanti konvensi. Parpol jadi penyerap aspirasi rakyat," tutupnya.
(aws/ndr)