Seorang calon penumpang bernama Yus kepada detikcom, Jumat (20/2/2015) mengatakan, hingga saat ini uang kompensasi sebesar Rp 300 ribu masih belum jelas kepastiannya. Dirinya belum mendapatkan informasi mengenai ganti rugi tersebut.
"Nggak dapat informasi, petugas check in nya nggak kooperatif. Harusnya tahu kalau ini bermasalah. Kompensasi kan ada aturannya, manajemen juga nggak turun langsung itu memalukan, mengabaikan hak-hak konsumen sesuai dengan UU perlindungan konsumen," curhatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dini yang ingin menuju Solo pun berujar bahwa dirinya kapok menggunakan maskapai terasebut. "Gila ini, sudahlah, ini the first and the last saya pake maskapai ini. Udah kapok saya, nggak mau lagi," kata dia.
Sementara Tia yang ingin reunian dengan teman kuliahnya terpaksa membatalkan rencananya tersebut karena pesawatnya delay hingga 12 jam. "Kapok lah, nggak mau lagi gue naik ini, ada payah banget, mengecewakan," tuturnya kesal.
Syarief, seorang calon penumpang sempat bercerita kalau dia bertemu WN Australia yang harusnya transit ke Bali sebelum kembali ke negaranya. Karena Lion Air tak kunjung berangkat, tiket keberangkatannya ke Australia hangus.
"Padahal mereka sudah nggak ada uang. Ada 2 cewek dan 1 cowok. Mereka ngaku kecewa, pusing, nggak tahu harus gimana. Yang cewek nangis kejer. Kalau kayak gitu gimana bisa kita nggak kapok coba?," kata Syarief.
(rni/ahy)